Wardatina Mawa dan Insanul Fahmi masih terjebak dalam polemik rumah tangga yang tak kunjung usai. Konflik ini semakin mencuat setelah keberanian Wardatina untuk menolak upaya perdamaian dan memilih jalur perceraian. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi yang ada dan proses hukum yang masih berlangsung.
Kuasa hukum Wardatina, Darma Praja Pratama, mengonfirmasi bahwa hingga kini tidak pernah ada pembicaraan damai yang serius. Dalam wawancaranya, Darma menegaskan bahwa klaim terkait adanya upaya perdamaian tidak sesuai dengan fakta yang ada. “Kalau kita bicara masalah perdamaian, sampai saat ini memang tidak ada arah yang jelas,” katanya.
Komunikasi antara kedua pihak terbatas. Menurut Darma, hanya ada permintaan dari Insanul untuk bertemu, yang langsung ditolak oleh Wardatina. Penolakan ini bukan tanpa alasan. Wardatina ingin melihat adanya itikad baik yang konkret, bukan sekadar ajakan untuk bertemu berdua. “Ya, dia ingin melihat ketulusan dari pihak Insanul,” ucap Darma.
Tindakan tersebut juga mencerminkan ketidakpuasan Wardatina terhadap cara penyelesaian konflik. Ia memandang bahwa dalam situasi yang sudah rumit, pertemuan berdua justru tidak efektif. Komunikasi harus melibatkan keluarga agar lebih etis dan menunjukkan kesungguhan dalam menyelesaikan masalah.
Terkait isu mediasi, Darma menyatakan bahwa belum ada informasi mengenai hal tersebut. Ia juga menambahkan bahwa proses hukum di Polda Metro Jaya masih berjalan. Hingga saat ini, pihak Insanul dan Inara belum memenuhi undangan untuk hadir dalam pemeriksaan. “Satu pun belum ada yang datang,” terang Darma.
Walaupun ada harapan dari beberapa pihak untuk tetap bersama, keputusan Wardatina untuk bercerai sudah bulat. “Mawa sudah tegas bahwa dia akan pisah,” ungkap Darma. Ia menambahkan bahwa proses perceraian harus ditunggu hingga proses hukum selesai.
Ketika ditanya tentang kemungkinan untuk rujuk, Darma menjawab tegas bahwa opsi tersebut sudah tertutup. Tentang isu poligami yang sempat mengemuka, Darma juga menegaskan bahwa sikap Wardatina tidak akan berubah. “Sudah, tidak ada untuk poligami,” ungkapnya.
Di tengah gejolak ini, Insanul Fahmi juga mengungkapkan rasa rindunya terhadap anak. Dalam pernyataannya, Insanul mengaku sudah hampir dua bulan tidak diizinkan bertemu dengan buah hati mereka. Kesedihan terlihat saat ia berbicara tentang hubungan dengan anaknya yang tidak bisa terjalin dengan baik.
Kondisi ini semakin memperberat suasana hukum yang tengah dihadapi oleh kedua pihak. Wardatina Mawa kini memfokuskan diri pada proses hukum dan langkah perceraian. Sementara itu, Insanul Fahmi harus menghadapi kenyataan pahit dari situasi yang melibatkan keluarganya.
Situasi ini menarik perhatian publik. Banyak yang mengikuti perkembangan kasus ini dan menyaksikan bagaimana kerumitan hubungan personal bisa berujung pada konflik hukum yang berkepanjangan. Perjalanan kuasa hukum yang mewakili kedua belah pihak dalam proses ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan itikad baik dalam menyelesaikan masalah.
Dengan munculnya berbagai pernyataan dan tindakan, keduanya kini harus berhadapan dengan kenyataan. Baik Wardatina maupun Insanul harus bersiap menghadapi konsekuensi dari keputusan yang mereka ambil. Kini, tinggal menunggu hasil dari proses hukum yang sedang berjalan dan langkah-langkah selanjutnya dalam menyelesaikan masalah ini.
