Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, memberikan respons tegas terkait pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB, yang mendapat sorotan dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dalam pidatonya, Netanyahu memuji kata-kata Prabowo dan menekankan pentingnya kolaborasi antar negara, namun Sugiono mengingatkan bahwa segala solusi terkait Israel dan Palestina harus dimulai dengan pengakuan kedaulatan Palestina.
Netanyahu, dalam kesempatan itu, mencatat dengan seksama pidato penuh semangat yang disampaikan Prabowo, menggarisbawahi peran Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Ia berpendapat bahwa tantangan di masa depan akan mengarah pada kerjasama antara negara-negara Muslim dan Israel, termasuk akses pada teknologi modern di berbagai sektor. “Saya percaya bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Timur Tengah akan terlihat sangat berbeda,” ungkap Netanyahu, mengajak pemimpin-pemimpin untuk memilih jalan damai.
Sebaliknya, Menlu Sugiono menekankan bahwa tidak ada pembicaraan lebih lanjut mengenai hubungan dengan Israel tanpa pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan rakyat Palestina. “Visi apa pun itu harus dimulai dari situ,” ujarnya, menambahkan bahwa pengakuan ini adalah prasyarat utama untuk dialog lebih lanjut.
Konflik antara Israel dan Palestina terus memanas, dengan situasi di Jalur Gaza semakin memburuk. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah kematian akibat malnutrisi naik menjadi 404 orang, termasuk 141 anak, akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel sejak lama. Ini berlawanan dengan klaim Netanyahu yang menyatakan bahwa Israel secara aktif memberikan bantuan makanan ke Gaza.
Dia juga menyebutkan bahwa dalam 24 jam terakhir, lima kematian tercatat akibat kelaparan dan malnutrisi. “Total terdapat 43.000 balita dan lebih dari 55.000 ibu hamil yang menderita malnutrisi,” jelas pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.
Pernyataan Sugiono mencerminkan kebijakan luar negeri Indonesia yang konsisten dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Hal ini sejalan dengan sikap Indonesia selama ini yang mengedepankan prinsip damai dan saling menghormati dalam hubungan internasional. Menurutnya, sebelum membahas kerja sama selanjutnya, Israel harus terlebih dahulu menghormati hak-hak dasar rakyat Palestina.
Sementara itu, Netanyahu berupaya menegaskan bahwa banyak pemimpin Muslim dan Arab yang berpikir maju terbuka untuk bekerja sama dengan Israel. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak rakyat Palestina masih menderita akibat konflik yang berkepanjangan dan krisis kemanusiaan.
Dukungan Sugiono dan pemerintah Indonesia terhadap Palestina mendapat perhatian dari komunitas internasional, mencerminkan posisi Indonesia sebagai negara yang vokal dalam isu-isu keadilan sosial dan hak asasi manusia. Penekanan yang dilakukan oleh Menlu Sugiono kembali mengingatkan akan pentingnya dialog yang konstruktif, di mana semua pihak mampu menghormati hak masing-masing.
Sebagai negara yang aktif dalam forum internasional, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran mediasi yang positif dalam menyelesaikan konflik ini. Sementara itu, perhatian dunia terhadap situasi di Gaza semakin mendesak, terutama mengingat laporan tentang meningkatnya angka kematian dan penderitaan manusia di dalam wilayah tersebut.
Dalam konteks yang lebih luas, pernyataan dan ketegasan Menlu Sugiono menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk terus mendukung Palestina, serta mengingatkan bahwa perdamaian yang berkelanjutan hanya akan dapat dicapai melalui pengakuan yang adil terhadap hak-hak rakyat Palestina. 한국어가 안 되는 것 이외에, ameri





