Kanada bersama 20 negara lainnya baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan perlunya perlindungan bagi jurnalis yang bertugas di Jalur Gaza, Palestina. Dalam situasi yang semakin mencekam ini, negara-negara tersebut mendesak Israel untuk memberikan keamanan bagi wartawan yang beroperasi di kawasan konflik. Selain itu, permohonan juga disampaikan untuk membuka akses bagi media asing yang ingin meliput situasi di Gaza.
Pernyataan ini dirilis oleh Global Affairs Canada pada tanggal 26 September 2025 dan didukung oleh negara-negara seperti Australia, Belgia, Chili, Denmark, dan Inggris. Pernyataan ini muncul di tengah Pekan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB, di mana Prancis bersama dengan Reporters Without Borders mengadakan acara khusus untuk membahas perlindungan jurnalis. Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi para profesional media di kawasan yang dilanda konflik ini.
Negara-negara yang tergabung dalam pernyataan ini mengingatkan akan besarnya risiko yang dihadapi oleh jurnalis di Gaza. Dalam pernyataan tersebut, mereka menghormati para jurnalis yang telah tewas dan terluka saat menjalankan tugasnya. Ini bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga sebuah seruan untuk memastikan perlindungan yang layak sesuai dengan hukum humaniter internasional.
Lebih dari 245 jurnalis dan pekerja media telah dilaporkan tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan militer Israel yang berlangsung sejak awal bulan tersebut telah mengakibatkan lebih dari 65.500 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, kehilangan nyawa mereka. Hal ini menambah urgensi bagi masyarakat internasional untuk mengambil langkah konkret dalam melindungi jurnalis dan memastikan kebebasan pers.
Pernyataan tersebut juga menegaskan pentingnya akses informasi, menjaga agar media dapat beroperasi secara independen di jalur konflik. Dalam hal ini, mereka mendesak Israel untuk membuka akses bagi wartawan yang ingin meninggalkan Gaza dan untuk media independen yang ingin memasuki wilayah tersebut. Hal ini dianggap krusial untuk menjamin transparansi dan akurasi dalam laporan yang melibatkan sejumlah besar korban jiwa.
Negara-negara pendukung juga telah melakukan dialog dengan kelompok masyarakat sipil untuk mengeksplorasi solusi terkait perlindungan jurnalis dan akses informasi di Gaza. Keluarnya pernyataan ini mencerminkan komitmen internasional untuk menjaga kebebasan pers di tengah krisis, di mana banyak jurnalis berjuang untuk memberikan berita yang akurat dan objektif dari daerah berdarah tersebut.
Perlindungan jurnalis di Gaza menyerukan perhatian dunia yang lebih luas untuk mencegah lebih banyak insiden tragis. Kasus-kasus sebelumnya menunjukkan bahwa jurnalis sering kali menjadi target dalam konflik militer, yang menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutan kebebasan berpendapat dan hak untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Melihat data dari lembaga pengawas media, sudah seharusnya komunitas internasional bersatu untuk menghadapi tantangan ini. Tindakan tegas dari pemerintah di seluruh dunia sangat diperlukan untuk memastikan keamanan jurnalis dan memfasilitasi kerja mereka di lapangan. Keterlibatan negara-negara yang menjunjung tinggi kebebasan pers bisa menjadi langkah awal untuk mendorong Israel agar lebih menghormati hak-hak jurnalis.
Dunia kini dihadapkan pada pilihan: tetap diam dalam menghadapi pelanggaran hak asasi manusia atau bersatu untuk menegakkan keadilan dan kebebasan pers. Melalui langkah-langkah seperti deklarasi yang dibuat oleh Kanada dan 20 negara lainnya, diharapkan bisa menjadi titik terang bagi perlindungan jurnalis di kawasan yang penuh tantangan ini.
