Warga Gaza Tak Dengar Pidato Netanyahu di PBB, Suara ‘Toa’ Hanya Hening

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampil dalam pidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Jumat (26/9/2025) waktu setempat. Dalam upaya untuk menyampaikan pesan tersebut ke pendengar di Gaza, pemerintah Israel memperintahkan pengeras suara dipasang di sepanjang perbatasan Gaza. Namun, hasilnya justru mengecewakan, karena warga Gaza melaporkan tidak mendengar apa pun dari siaran yang dimaksud, di tengah intensitas serangan yang terus berlangsung.

Pengumuman terkait pemasangan pengeras suara ini dikonfirmasi oleh Al Arabiya. Tentara Israel menyatakan telah melakukan pemasangan beberapa jam sebelum pidato berlangsung. Dalam pernyataan resmi, kantor Netanyahu menjelaskan, “Kami telah menginstruksikan otoritas sipil bekerja sama dengan militer Israel untuk menyiarkan pidato ini sebagai bagian dari upaya diplomasi publik.” Meski demikian, pernyataan itu juga menekankan perlunya untuk tidak menempatkan tentara dalam bahaya.

Netanyahu menyampaikan bahwa pemakaian pengeras suara ini bertujuan agar suaranya dapat didengar oleh para tawanan Israel yang mungkin berada di sekitar lokasi siaran. Namun, tes lapangan menunjukkan bahwa suara tidak dapat terdengar di Jalur Gaza, yang saat itu tengah menghadapi bom dan tembakan dari pihak Israel. Situasi ini menunjukkan kekurangan dalam pelaksanaan rencana tersebut dan menambah kompleksitas isu komunikasi di wilayah yang sudah dilanda konflik berkepanjangan.

Pidato Netanyahu di PBB muncul sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara tegas memperingatkan Israel agar tidak mencaplok Tepi Barat. Pernyataan ini bertepatan dengan pertemuan puncak yang digelar oleh Prancis dan Arab Saudi, di mana banyak negara, termasuk Inggris dan Kanada, memberikan pengakuan resmi terhadap keberadaan Negara Palestina. Netanyahu, sebelum berangkat ke New York, mengkonfirmasi rencananya untuk mengecam para pemimpin dunia yang mendukung pembentukan negara Palestina, menyatakan dengan tegas bahwa negara Palestina “tidak akan pernah terwujud.”

Dalam pidatonya, Netanyahu juga berjanji untuk memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat dan menjelaskan rencananya untuk memperkuat posisi Israel di wilayah tersebut. Pernyataan tegasnya mengenai masa depan Palestina dan penolakan tegas terhadap pengakuan negara tersebut menunjukkan pendirian pemerintah Israel saat ini.

Mendukung pernyataan Netanyahu, sejumlah menteri garis keras dalam kabinetnya menyerukan pencaplokan penuh Tepi Barat. Namun, respons dari pihak AS mengindikasikan ketidaksetujuan terhadap ambisi Israel tersebut. Trump mengatakan, “Saya tidak akan mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat. Itu tidak akan terjadi,” yang mencerminkan perubahan kebijakan luar negeri AS yang berupaya menjaga stabilitas di kawasan yang bergejolak.

Meskipun dengan upaya melakukan diplomasi publik melalui siaran langsung pidato, kenyataannya segalanya tidak berjalan sesuai rencana. Situasi di lapangan di Gaza dan reaksi internasional atas kebijakan Israel menunjukkan adanya disonansi antara apa yang disampaikan di forum internasional dan kondisi yang dihadapi oleh rakyat Palestina sehari-hari.

Sejauh ini, angka pengakuan terhadap Negara Palestina di panggung internasional terus meningkat, dengan 151 dari 193 negara anggota PBB resmi mengakui kedaulatan Palestina. Hal ini menunjukkan bahwa meski Israel berusaha mempertahankan posisi untuk menolak pembentukan negara Palestina, opini global menunjukkan dukungan yang semakin besar terhadap hak-hak Palestina.

Upaya komunikasi Israel melalui pengeras suara mungkin menandai sebuah langkah baru dalam pendekatan diplomasi publik. Namun, hasil yang gagal dalam mentransmisikan pesan tersebut ke rakyat Gaza menunjukkan bahwa aspek praktis dari diplomasi seringkali lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan. Situasi yang terus berkembang ini menjadi perhatian banyak pihak yang mendukung penyelesaian damai untuk konflik yang sudah berlangsung lama ini.

Src: https://www.suara.com/news/2025/09/27/144029/pidato-benjamin-netanyahu-di-pbb-disiarkan-pakai-toa-di-gaza-warga-malah-tak-dengar-apa-apa?page=all

Exit mobile version