Presiden Maduro Beri Kewenangan Militer, Wanti-Wanti Ancaman Invasi AS

Presiden Nicolas Maduro dari Venezuela baru saja mengambil langkah penting dengan menandatangani dekrit yang memberikan kewenangan lebih besar kepada militer negara tersebut. Keputusan ini diambil menyusul aksi militer Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini mengerahkan kapal perangnya di kawasan Karibia, yang menurut Maduro dianggap sebagai ancaman nyata terhadap kedaulatan Venezuela.

Dalam pernyataannya, Wakil Presiden Delcy Rodriguez mengungkapkan bahwa dekrit tersebut memungkinkan Maduro untuk mengambil langkah-langkah keamanan tambahan seandainya terjadi invasi militer. "Jika terjadi serangan militer AS, Maduro siap mengumumkan keadaan darurat," tegas Rodriguez. Ia juga memperingatkan bahwa serangan yang nyata bisa berakibat bencana bagi Venezuela.

Kewenangan Tambahan untuk Militer

Dekrit yang ditandatangani oleh Maduro memberikan hak kepada militer untuk mengambil alih layanan publik dan industri minyak di tengah situasi yang semakin tegang. Kewenangan ini berlaku selama 90 hari, dengan kemungkinan perpanjangan selama 90 hari tambahan, sesuai dengan konstitusi negara. Langkah ini dianggap sebagai respon langsung terhadap situasi internal dan eksternal yang menekan, termasuk tekanan militer dari AS.

Dukungan untuk tindakan ini berasal dari endorse pemerintah yang menuduh Gedung Putih berencana menggulingkan Maduro. Rodriguez menegaskan bahwa tindakan militer AS, yang mengklaim berusaha memberantas perdagangan narkoba, sebenarnya lebih berkaitan dengan kepentingan politik untuk mendiskreditkan pemerintah Venezuela.

Tuduhan dan Konsekuensi Global

Pemerintah Venezuela semakin mempertegas posisinya dengan menanggapi tindakan AS yang telah menyerang kapal-kapal yang dianggap membawa narkoba ilegal dari wilayah Venezuela. Insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai legalitas tindakan militer tersebut. Menurut Rodriguez, apa yang dilakukan oleh pemerintah AS dan tokoh-tokoh tertentu, seperti Senator Marco Rubio, merupakan ancaman langsung bagi kemerdekaan negara Venezuela.

Menyusul kondisi ini, Maduro dan administration-nya berusaha menyiapkan strategi untuk melindungi negara mereka dari potensi serangan. Mereka menganggap pernyataan AS sebagai bentuk provokasi yang tidak dapat diterima. "Ancaman ini tidak hanya konsekuensi bagi kami, tetapi juga bagi seluruh kawasan," tambah Rodriguez dalam pertemuannya dengan para diplomat.

Strategi dan Mobilisasi Angkatan Bersenjata

Kewenangan yang baru diberikan kepada militer akan memungkinkan mereka untuk menjalankan berbagai operasi baik di dalam negeri maupun dalam bidang ekonomi. Ini termasuk pengelolaan sumber daya minyak yang merupakan tulang punggung ekonomi Venezuela. Rodriguez menekankan bahwa pemerintah akan melawan segala bentuk agresi dan memperkuat sistem pertahanan nasional.

Langkah ini menunjukkan kematangan militer Venezuela dalam menghadapi krisis yang lebih luas, baik dari dalam maupu luar. Dalam konteks global, Venezuela terus menerus berusaha mempertahankan kedaulatannya di tengah berbagai tantangan yang ada.

Respon Internasional

Sikap Venezuela mendapatkan perhatian dari beberapa negara di dunia, yang mulai melihat konflik ini sebagai potensi pemicu ketegangan di kawasan. Para analis internasional berspekulasi mengenai bagaimana perkembangan ini akan mempengaruhi stabilitas politik dan ekonomi di Amerika Latin.

Berdasarkan semua perkembangan baru-baru ini, Maduro dan timnya sepertinya menyadari bahwa mereka harus bersiap untuk kemungkinan terburuk. Pemberian kewenangan tambahan kepada militer merefleksikan strategi bertahan hidup di tengah situasi yang semakin mendesak.

Maduro dan pemerintahannya tampak yakin dalam langkah ini, meskipun risiko dan konsekuensi yang bisa muncul dari pergeseran ini sangat luas. Situasi ini akan terus dipantau oleh berbagai pihak yang peduli pada stabilitas politik di Wilayah Amerika Latin serta pengaruhnya terhadap geopolitik global.

Src: https://mediaindonesia.com/internasional/815981/presiden-maduro-beri-militer-kewenangan-tambahan-wanti-wanti-invasi-as?page=all

Berita Terkait

Back to top button