Korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Filipina pada Selasa malam meningkat menjadi 26 orang, dengan tambahan 147 orang mengalami luka-luka. Kejadian ini telah menjadi perhatian serius bagi otoritas setempat. Menurut laporan GMA News yang mengutip dari Kantor Pertahanan Sipil Filipina (OCD), situasi saat ini masih dalam tahap penilaian dan verifikasi informasi terkait korban.
Juru bicara Cebu, Ainjeliz de la Torre-Orong, menyatakan kepada media bahwa pada awalnya ada laporan tentang 20 orang yang tewas dan 37 orang luka-luka. Namun, dengan perkembangan terbaru, jumlah tersebut bertambah signifikan. Diego Mariano, wakil juru bicara OCD, mengatakan, “Kami masih perlu memvalidasi laporan tersebut untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.” Hal ini menunjukkan adanya upaya terus menerus untuk memastikan angka yang akurat.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,9 ini terjadi tepatnya pada pukul 21.59 waktu setempat, atau pukul 13.59 GMT. Episentrum gempa terletak sekitar 11 km di tenggara Calape, yang merupakan salah satu wilayah yang paling terdampak. Sejumlah gempa susulan juga dilaporkan terjadi, yang dapat memperburuk situasi dan menambah risiko bagi warga setempat.
Pihak berwenang di Cebu telah bergerak cepat dalam memberikan respons. Tim penyelamat telah dikerahkan untuk mencari dan membantu korban, serta menilai kerusakan yang terjadi. Fasilitas publik juga sedang diperiksa untuk memastikan keselamatan bagi warga yang mungkin ingin kembali ke rumah mereka.
Masyarakat di sekitar wilayah yang terkena dampak terlihat panik dan berusaha mencari perlindungan saat gempa terjadi. Banyak orang berlari keluar dari gedung-gedung, terjebak dalam situasi yang sangat mendesak. Kehidupan sehari-hari mereka terganggu dalam sekejap mata, dan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan darurat pun semakin mendesak.
Selain itu, dampak dari gempa ini dirasakan bukan hanya oleh korban yang langsung terkena, tetapi juga oleh keluarga dan teman-teman mereka yang berusaha mendapatkan informasi tentang keadaan orang terkasih. Media sosial digunakan secara aktif oleh warga untuk saling berbagi informasi dan mencari keberadaan satu sama lain.
Sementara itu, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengonfirmasi kekuatan gempa dan lokasi episentrumnya. Dengan berbagai laporan mengenai kerusakan yang terjadi, berbagai organisasi bantuan kemanusiaan mulai melakukan persiapan untuk memberikan dukungan. Mereka berencana untuk mengirimkan tim ke lokasi dan mendistribusikan bantuan yang diperlukan, termasuk makanan dan sanitasi.
Dengan semakin banyaknya korban yang teridentifikasi, fokus internasional juga terlihat meningkat. Banyak negara dilaporkan siap mengirimkan bantuan, dan tawaran dukungan mengalir dari berbagai negara. Respon awal ini sangat penting, mengingat banyaknya infrastruktur yang rusak dan kebutuhan mendesak yang dihadapi oleh masyarakat yang terdampak.
Gempa yang mengejutkan ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana, terutama di wilayah yang rawan gempa seperti Filipina. Konsultasi dengan ahli seismologi dan perencanaan mitigasi yang lebih baik akan menjadi langkah penting ke depan untuk melindungi kehidupan dan harta benda warga.
Saat ini, otoritas setempat terus memantau situasi, dan informasi terkini akan terus disampaikan kepada publik. Dengan adanya datadari GMA News dan informasi resmi dari OCD, masyarakat dapat tetap terinformasi dan bersiap menghadapi kemungkinan yang akan datang. Pemerintah dan organisasi terkait juga diharapkan dapat memberikan dukungan dan penyelesaian jangka panjang bagi pemulihan wilayah yang terdampak.
Src: https://www.viva.co.id/berita/dunia/1851771-korban-tewas-gempa-filipina-bertambah-jadi-26-orang-147-luka?page=all
