Netanyahu Perintahkan Militer Israel Hentikan Serangan ke Jalur Gaza

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengeluarkan perintah untuk menghentikan serangan militer di Jalur Gaza. Keputusan ini diambil setelah Hamas merespons positif usulan perdamaian yang diajukan oleh Presiden AS, Donald Trump. Dalam pernyataan hari Jumat lalu, Netanyahu menyatakan bahwa Israel siap untuk melaksanakan segera rencana Trump guna membebaskan semua sandera yang masih ditawan oleh Hamas.

Menurut laporan dari Times of Israel, keputusan untuk menghentikan operasi militer ini merupakan hasil dari pembicaraan yang intens antara pejabat Israel dan Amerika Serikat. Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa militer kini diminta untuk mengurangi operasinya hingga ke level minimal, dengan fokus pada manuver defensif. Dalam konteks ini, Netanyahu menegaskan bahwa hak-hak rakyat Israel dan keselamatan pasukan harus dijunjung tinggi.

Perintah Pemberhentian Serangan

Perintah ini berimplikasi pada komando militer yang kini akan beralih dari agresi ofensif menjadi operasi defensif. Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, telah menginstruksikan pasukan untuk bersiap menerima implementasi tahap pertama dari rencana Trump, meskipun rincian lebih lanjut mengenai perintah tersebut belum diungkapkan. Zamir mengadakan pertemuan dengan pejabat militer senior untuk melakukan penilaian situasi, menyusul pergeseran dalam strategi militer Israel terkait Jalur Gaza.

Latar Belakang Negosiasi

Sebelumnya, Hamas telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan kesediaan untuk membebaskan tawanan Israel, yang terjadi bersamaan dengan usulan Trump untuk mengakhiri konflik di Gaza. Menurut data, terdapat sekitar 48 warga Israel yang ditawan di Gaza, 20 di antaranya masih hidup, sementara di sisi lain, Israel diperkirakan memiliki sekitar 11.100 warga Palestina yang ditahan. Keadaan ini disampaikan oleh berbagai laporan media serta organisasi hak asasi manusia.

Dalam konteks perang yang berlangsung, pernyataan Hamas menyebutkan pentingnya isu-isu lain yang harus dibahas, termasuk masa depan Jalur Gaza serta hak-hak rakyat Palestina. Mereka menekankan bahwa setiap pembicaraan harus merujuk pada posisi nasional yang bersatu, dengan mempertimbangkan hukum internasional dan resolusi yang relevan.

Reaksi Terhadap Keputusan Israel

Keputusan Netanyahu untuk menghentikan serangan menjadi titik fokus yang menarik perhatian internasional, khususnya dari pemerintah AS yang menyambut baik respons Hamas terhadap usulan damai. Diduga, langkah ini akan mempercepat diskusi lebih lanjut mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera, yang menjadi kepentingan bersama bagi semua pihak.

Penting untuk dicatat bahwa perubahan dalam strategi militer ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasukan Israel. Dalam pernyataan terbaru dari kantor Netanyahu, menekankan bahwa strategi defensif ini akan tetap mencakup kesiapan untuk merespons ancaman secepatnya.

Dampak Keputusan Ini ke Depan

Keputusan untuk menghentikan serangan di Jalur Gaza membuka peluang untuk menyelesaikan konflik yang telah berkepanjangan, meskipun tantangan besar masih ada. Hamas, sebagai pihak yang berperang, telah menunjukkan sikap yang lebih konstruktif, dan ini bisa menjadi titik awal bagi negosiasi yang lebih baik di masa depan.

Dengan konteks yang rumit ini, pengamat internasional dan masyarakat sipil di kawasan tetap memantau perkembangan selanjutnya, terutama mengingat dampak humaniter yang telah ditimbulkan dari konflik yang berkepanjangan. Sejalannya dengan pengumuman ini, diharapkan ada peningkatan dalam koordinasi antara semua pihak yang terlibat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memulai era baru dialog yang lebih damai.

Source: www.viva.co.id

Berita Terkait

Back to top button