36 Warga Palestina Tewas Sementara Trump Umumkan Gencatan Senjata di Gaza

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pada Sabtu (4/10/2025) bahwa Israel telah sepakat untuk menyerahkan garis penarikan awal di Gaza. Namun, di balik pernyataannya yang terkesan optimis itu, serangan udara Israel terus berlangsung dan mengakibatkan tewasnya 36 warga Palestina pada hari yang sama. Hal ini kembali menyoroti kompleksitas situasi di kawasan yang sudah lama dilanda konflik tersebut.

Gencatan Senjata yang Diumumkan

Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyatakan bahwa gencatan senjata akan segera diberlakukan dan mengharapkan Hamas untuk mematuhi perjanjian tersebut. "Ketika Hamas menegaskan, gencatan senjata akan segera efektif," tulisnya. Meskipun demikian, laporan dari Reuters pada hari Minggu (5/10) menunjukkan kenyataan yang berbeda, di mana serangan Israel di Gaza dilanjutkan tanpa henti, menyebabkan puluhan korban jiwa.

Angka Kematian yang Mengkhawatirkan

Menurut petugas medis di Gaza, setidaknya 36 orang tewas akibat serangan udara dan pengeboman yang terjadi pada hari itu. Di antara korban, terdapat 18 orang yang teridentifikasi tewas dalam insiden terpisah, termasuk anak-anak. Serangan yang berlangsung menyasar sebuah rumah di lingkungan Tuffah, Kota Gaza, merusak sejumlah bangunan di sekitarnya. Israel membenarkan serangan tersebut dengan alasan menargetkan individu dari Hamas yang dianggap sebagai ancaman.

Respons Hamas dan Tanggapan Israel

Hamas, dalam pernyataan resminya, menanggapi serangan Israel dan mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai kebohongan. Pernyataan tersebut merujuk pada klaim Netanyahu mengenai adanya pengurangan operasi militer terhadap warga sipil. "Kelanjutan pengeboman dan pembantaian pendudukan itu memaparkan kebohongan Netanyahu," ungkap pihak Hamas.

Sementara itu, dalam pernyataan sebelumnya, Trump menegaskan bahwa ia tidak akan mentolerir penundaan dalam proses gencatan senjata. "Mari kita selesaikan ini, cepat. Semua orang akan diperlakukan dengan adil!" tegasnya. Tekanan tersebut menunjukkan bahwa harapannya untuk menstabilkan wilayah tersebut sangat tergantung pada kecepatan dan kepatuhan kedua belah pihak dalam menyepakati gencatan senjata.

Proses Negosiasi yang Berlanjut

Diawal Sabtu, Trump juga mengungkapkan bahwa ia menghargai keputusan Israel untuk "sementara menghentikan pemboman". Hal ini memberi esensi harapan bahwa mungkin ada titik temu antara kedua pihak untuk menghentikan kekerasan yang berkepanjangan. Sebelumnya, Hamas menyatakan bahwa mereka telah menerima beberapa poin penting dari proposal perdamaian yang diajukan, termasuk penghentian perang dan penarikan pasukan Israel.

Namun, pertanyaan besar tetap mengemuka; apakah Hamas akan bersedia melucuti senjata seperti yang diminta oleh Israel? Pertanyaan ini menjadi salah satu kunci yang dapat menentukan arah masa depan konflik ini.

Dengan situasi yang semakin kompleks, harapan untuk gencatan senjata yang stabil dan damai di Gaza tampak semakin sulit tercapai. Setiap perkembangan dari konflik ini akan terus dimonitor oleh berbagai pihak internasional, termasuk Amerika Serikat, yang berusaha memainkan peran mediasi di tengah tensi yang meningkat.

Masyarakat dunia dan para analis berharap agar kedua pihak dapat menemukan jalan keluar yang dapat mengurangi penderitaan warga sipil dan menciptakan perdamaian yang bertahan lama di wilayah yang sangat rawan ini.

Source: news.okezone.com

Exit mobile version