Serangan pembakaran masjid kembali mengguncang Inggris, kali ini menimpa Masjid Peacehaven yang terletak di Sussex. Kejadian ini terjadi pada malam hari, Sabtu (4/10/2025), dan terekam oleh kamera CCTV. Dalam rekaman tersebut terlihat dua individu mengenakan penutup wajah serta jaket hitam berlogo Pre London, melakukan aksi pembakaran yang menyebabkan kerusakan pada pintu depan masjid dan sebuah mobil yang parkir di area tersebut. Untungnya, tidak ada korban jiwa atau luka dalam insiden yang terjadi saat masjid sedang kosong.
Polisi Sussex segera merespons kejadian ini dan mengklasifikasikan tindakan tersebut sebagai kejahatan kebencian. Meskipun tidak ada korban, tindakan semacam ini jelas menciptakan rasa tidak aman di kalangan komunitas Muslim. Kepala kepolisian Sussex, Rachel Swinney, menegaskan pentingnya kerja sama antara polisi dan komunitas keagamaan. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa mereka akan terus berupaya memastikan aspirasi dan kebutuhan komunitas tersebut didengar dan ditindaklanjuti.
Kepolisian Sussex juga menegaskan tidak akan memberikan toleransi terhadap kejahatan kebencian, terutama yang berkaitan dengan agama. “Tidak ada tempat untuk perbuatan seperti ini di wilayah kami,” ujar Swinney. Tindakan mendukung momentum keamanan, pasca kejadian ini, pihak kepolisian menambah personel untuk menjaga keamanan di masjid tersebut serta meningkatkan patroli di masjid-masjid lainnya di sekitarnya.
Keterangan dari pihak kepolisian menunjukkan bahwa layanan darurat menerima panggilan sekitar pukul 21.50 waktu setempat. Kecepatan dalam penanganan insiden ini menjadi penting agar masyarakat merasa aman dan terlindungi. Pembakaran masjid adalah bentuk ekstremisme yang harus dihadapi dengan tegas oleh pihak berwenang untuk menjaga keharmonisan antaragama serta menghindari potensi kekacauan di masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap tempat ibadah, termasuk masjid, bukanlah hal baru di Inggris. Kejadian serupa sering kali memicu gelombang protes dan peningkatan ketegangan di antara kelompok-kelompok tertentu. Banyak aktivis dan pemimpin komunitas menyerukan kepolisian untuk mengambil langkah-langkah lebih berani dalam menghadapi potensi serangan terhadap tempat ibadah. Mereka juga meminta adanya penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan toleransi antaragama dan melawan ekstremisme.
Kasus ini seakan menjadi pengingat bahwa masih ada tantangan besar yang harus dihadapi oleh masyarakat multikultural di Inggris. Pemerintah dan kepolisian dituntut untuk proaktif dalam menangani masalah-masalah yang berpotensi memecah belah persatuan. Perlunya dialog terbuka dan pembangunan jembatan antara komunitas akan sangat membantu mengurangi ketegangan yang dapat berujung pada tindakan kekerasan.
Sebagai penutup, perhatian yang tepat terhadap masalah ini bisa menjadi langkah awal untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Komunitas keagamaan dan pihak berwenang perlu berkolaborasi lebih erat untuk membangun lingkungan yang aman dan damai untuk semua kelompok masyarakat. Dalam menghadapi ancaman kejahatan kebencian, langkah preventif dan edukasi adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis serta saling menghormati.
Source: www.inews.id





