Kesaksian Aktivis: Bantuan Gaza Disiksa Pasukan Israel, Barang Dicuri dan Dicegah Salat

Para aktivis yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla memberikan kesaksian mengejutkan terkait penyiksaan yang mereka alami saat ditahan oleh pasukan Israel. Insiden ini terjadi setelah mereka berusaha memberikan bantuan kemanusiaan kepada Gaza. Selama penahanan, para aktivis mengungkapkan pengalaman traumatis di mana mereka mengalami kekerasan fisik dan psikologis, serta pelanggaran hak asasi manusia yang mendasar.

Sebanyak 137 aktivis, termasuk warga negara Turki dan Malaysia, mendarat di Istanbul setelah ditangkap di perairan internasional. Mereka diangkut dari Bandara Ramon di Eilat, Israel. Setelah tiba, semua aktivis dibawa ke Institut Kedokteran Forensik Istanbul untuk pemeriksaan kesehatan. Kesaksian mereka mengundang perhatian besar, dan jaksa Turki telah memulai penyelidikan mendalam atas insiden tersebut.

Pengalaman Penyiksaan yang Dialami Aktivis

Hasmet Yazici, salah satu aktivis, melaporkan bahwa kapalnya dibom oleh pesawat nirawak Israel, yang mengakibatkan kerusakan pada perahu mereka. Yazici menuturkan bahwa saat ditahan, mereka dipaksa duduk di lantai beton dengan tangan terikat dan kepala menunduk. "Orang-orang yang lemah dipaksa untuk bertahan dalam posisi itu, dan mereka bahkan dihukum dengan tendangan," ujarnya, menggambarkan situasi yang sangat tidak manusiawi.

Aktivis lainnya, Bekir Develi, menceritakan lebih jauh tentang pengalaman mereka di penjara Israel. Develi mengatakan tangannya diborgol erat hingga menimbulkan memar, dan tidak ada air yang disediakan selama empat hari. Upaya mereka untuk melaksanakan salat pun dicegah oleh tentara Israel, menunjukkan pelanggaran jelas terhadap kebebasan beribadah.

Kekerasan dan Perampasan Barang

Mesut Cakar, aktivis yang ikut dalam perjalanan tersebut, membagikan pengalamannya tentang penyiksaan. Ia menyatakan bahwa mereka dipaksa menanti dengan posisi menyakitkan dan ketika salah satu teman mereka mengalami patah lengan, tidak ada perhatian medis yang diberikan. Cakar menegaskan bahwa perlakuan terhadap aktivis dari negara-negara tertentu, seperti Turki, jauh lebih buruk dibandingkan dengan warga negara Eropa yang ditahan.

"Cukuplah untuk mengatakan bahwa barang-barang pribadi kami dicuri oleh pasukan Israel. Ini semua tampak sebagai tindakan sistematik untuk merendahkan kami," kata Cakar dengan nada penuh kebencian terhadap perlakuan yang mereka terima.

Kesimpulan Kesaksian yang Menggugah Pikiran

Kisah-kisah ini menjadi pengingat bahwa krisis kemanusiaan di Gaza tidak hanya berlangsung di lapangan perang tetapi juga di balik tembok penjara yang mengurung para aktivis kemanusiaan. Dengan adanya pengakuan dan kesaksian dari para aktivis, diharapkan dapat mendorong masyarakat internasional untuk lebih memperhatikan dan menuntut akuntabilitas atas tindakan yang diumbar oleh pasukan Israel.

Situasi ini, ditambah dengan penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pihak berwenang Turki, mungkin dapat memberikan harapan bagi para aktivis dan warga Gaza yang tengah berjuang di tengah kecamuk perang dan kebangkitan kesadaran global terhadap hak asasi manusia. Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya dukungan terhadap upaya penyelamatan dan bantuan yang dilakukan oleh individu dan organisasi di seluruh dunia untuk Gaza.

Source: international.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button