Kapal Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza mengalami penyergapan oleh angkatan laut Israel saat mendekati pantai Gaza. Pada Rabu, 1 Oktober 2023, angkatan laut Israel mencegat kapal Mikeno (Al Bireh) dan sejumlah kapal lainnya yang bergabung dalam misi ini. Penyergapan ini menggugah perhatian internasional, mengingat misi GSF bertujuan untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza yang terperangkap dalam kondisi krisis kemanusiaan yang mendalam.
Menurut informasi dari juru bicara GSF, Saif Abukeshek, terdapat 201 aktivis yang ditangkap selama aksi penyergapan tersebut. Para aktivis ini berasal dari 37 negara, termasuk 30 peserta dari Spanyol, 22 dari Italia, 21 dari Turki, dan 12 dari Malaysia. Keberadaan mereka di kapal mencerminkan solidaritas global dalam menghadapi blokade yang diterapkan oleh Israel sejak 2007, yang mempersulit akses bantuan baik melalui jalur udara maupun darat.
Misi Bantuan Kemanusiaan
Global Sumud Flotilla adalah armada non-kekerasan yang beroperasi untuk mengirimkan bantuan kepada penduduk Gaza. Rombongan kapal ini merupakan hasil kolaborasi berbagai koalisi global, di antaranya Armada Sumud Maghreb dan Koalisi Armada Kebebasan. Misi ini tidak hanya sekadar menangani kesulitan logistik pengiriman bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan penolakan terhadap blokade yang dianggap ilegal oleh banyak pihak internasional.
Mengirimkan bantuan melalui laut merupakan strategi penting karena jalur udara dan darat telah ditutup rapat. Bandara Internasional Yasser Arafat, yang merupakan akses utama ke Gaza, hancur pada tahun 2001. Melalui kesepakatan ini, GSF tidak hanya datang dengan muatan bantuan, tetapi juga dengan harapan agar dunia menanggapi krisis kemanusiaan yang dihadapi penduduk Gaza.
Dukungan Internasional dan Aktivis Terkenal
Lebih dari 44 negara berpartisipasi dalam misi ini, dengan keberadaan para jurnalis, aktivis kesehatan, dan aktivis lingkungan seperti Greta Thunberg. Misi ini menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan tanpa melibatkan kepentingan politik. Para peserta berupaya memastikan bahwa rakyat Gaza mendapatkan akses terhadap bantuan yang mereka butuhkan.
Penyergapan dan Soliditas Global
GSF sebelumnya juga pernah menghadapi serangan di berbagai tempat, termasuk di perairan Yunani dan saat berlabuh di Tunisia. Penyergapan terbaru ini merupakan bagian dari pola yang diidentifikasi oleh aktivis sebagai tindakan agresi dari pemerintah Israel.
Puluhan kapal terpantau, dan meskipun 15 kapal telah disergap, ada laporan bahwa sekitar 32 kapal lain masih berlayar menuju Gaza. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengiriman bantuan tidak akan berhenti meskipun ada tantangan yang menghadang.
Isu Hukum dan Panggilan untuk Keadilan
Keberanian para aktivis dan penolakan mereka terhadap blokade yang berkelanjutan menunjukkan semakin besarnya tekanan internasional untuk mereformasi pendekatan terhadap Gaza. Banyak pihak menganggap tindakan angkatan laut Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan menyerukan agar penangkapan terhadap aktivis ini dibebaskan.
Misi GSF menyoroti betapa pentingnya peran solidaritas internasional dalam menghadapi krisis kemanusiaan. Di tengah konflik yang berkepanjangan, terdapat panggilan yang kuat untuk menghentikan blokade dan memastikan akses yang adil bagi semua orang di Gaza. Penyerangan terhadap GSF menjadi simbol perjuangan melawan penindasan, dan gelombang dukungan dari berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa komunitas global tidak akan diam dalam menghadapi ketidakadilan.
Source: www.suara.com





