23 Relawan Sumud Flotilla Malaysia yang Ditahan Israel Kembali ke Kuala Lumpur

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengonfirmasi kedatangan 23 warga negara Malaysia yang terlibat dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) setelah dibebaskan oleh militer Israel. Mereka ditahan saat mencoba membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pesawat Emirates EK342 yang mengangkut mereka mendarat di Terminal 1 Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 7 Oktober 2025, pukul 22.07 waktu setempat.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Dato’ Seri Utama Haji Mohamad bin Haji Hasan, menyambut kedatangan mereka, mewakili Perdana Menteri. Dalam acara tersebut, juga hadir beberapa pejabat senior pemerintah, termasuk Menteri Komunikasi, Menteri Pendidikan, dan Duta Besar Turki. Kementerian Luar Negeri Malaysia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Turki atas dukungan mereka dalam proses pemulangan ini, serta kepada negara-negara lain yang terlibat seperti Yordania, Mesir, dan Amerika Serikat.

Seluruh aktivis yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini disambut dengan hangat, dan dalam keterangannya, Kemlu Malaysia menyatakan bahwa mereka semua dalam keadaan sehat setelah pemeriksaan kesehatan. Upaya pemulangan ini juga didukung oleh Kedutaan Besar Malaysia di Ankara dan konsulat di Istanbul dan Dubai, yang berperan aktif dalam memastikan kesejahteraan para aktivis selama proses repatriasi.

Misi Global Sumud Flotilla merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk menantang blokade Gaza yang dianggap ilegal. Meskipun 23 aktivis Malaysia tidak berhasil menembus blokade, CEO Cinta Gaza Malaysia, Muhammad Nadir Al-Nuri, menggarisbawahi bahwa upaya ini berhasil menarik perhatian dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina. Dia menegaskan bahwa keberhasilan tersebut harus dipandang sebagai momen penting dalam meningkatkan kesadaran global.

Dalam konferensi pers, Nadir mengingatkan bahwa perjuangan untuk kebebasan Palestina masih jauh dari selesai. Rakyat Gaza terus menghadapi tantangan berat akibat kelaparan dan tekanan. Dia menghimbau kepada masyarakat Malaysia untuk terus berjuang dan mendukung rakyat Palestina, terutama dalam menghadapi genosida yang berkepanjangan.

Misi ini melibatkan lebih dari 500 aktivis dari 44 negara yang berusaha mendukung rakyat Palestina dengan membawa pasokan penting. Namun, pada 2 Oktober, 23 aktivis Malaysia dicegat di Laut Mediterania dan ditahan oleh rezim Israel, sebelum akhirnya dibebaskan dan kembali ke tanah air setelah intervensi pemerintah.

Para aktivis yang ditahan termasuk sejumlah tokoh media dan influencer, seperti penyanyi Heliza Helmi dan Nurfarahin Romli. Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan setelah dibebaskan dan sebelum kembali ke Malaysia, menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan warganya.

Direktur Jenderal SNCC Datuk Dr Sani Araby Abdul Alim Araby menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas di antara warga Malaysia dalam misi ini. Menurutnya, keberhasilan misi ini tidak lepas dari dukungan berbagai elemen masyarakat, termasuk relawan, guru, dan media.

Keberhasilan misi Global Sumud Flotilla yang tidak sepenuhnya mencapai tujuannya tetap diharapkan dapat diikuti oleh gelombang solidaritas lainnya. Sebuah acara bertajuk Himpunan Solidariti Bersama Gaza akan dilaksanakan di Axiata Arena pada Rabu malam, sebagai bentuk dukungan lebih lanjut terhadap rakyat Palestina.

Dalam situasi ini, Malaysia menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung perlindungan hak-hak warganya di luar negeri, seraya tetap memperkuat identitas solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina. Selain itu, pemerintah akan terus memantau misi lain yang saat ini sedang dalam perjalanan ke Gaza dengan harapan dapat memberikan dukungan yang lebih besar lagi bagi rakyat Palestina.

Source: www.viva.co.id

Berita Terkait

Back to top button