Pemerintah Malaysia melalui Kedutaan Besar di Jakarta menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi tragedi ambruknya gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Tragedi yang terjadi pada 29 September 2025 ini menewaskan 67 santri dan menyisakan kesedihan mendalam bagi banyak pihak. Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, mengungkapkan, “Kami mengucapkan dukacita atas tragedi di Pesantren Al-Khoziny yang telah mengorbankan 67 nyawa.” Pernyataan tersebut disampaikan pada acara peringatan Hari Malaysia di Jakarta.
Duka yang melanda akibat insiden ini begitu mendalam, bukan hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi banyak orang yang mengikuti berita tersebut. Dato Syed berharap para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Swt. Ia juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi musibah ini.
Tragedi berlangsung ketika renovasi gedung empat lantai dilaksanakan. Saat tersebut, ratusan santri sedang melaksanakan salat berjamaah di lantai bawah, ketika bangunan tiba-tiba ambruk dan menimpa mereka. Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) dimulai secepatnya dengan melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi. Basarnas, BNPB, TNI, Polri, serta relawan dikerahkan untuk mencari korban yang terjebak di puing-puing bangunan.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menyampaikan bahwa dari total 171 korban, sebanyak 104 orang berhasil diselamatkan, sedangkan 67 lainnya dinyatakan meninggal dunia. “Dari 67 korban yang meninggal, delapan di antaranya merupakan bagian tubuh yang tidak utuh,” jelasnya. Pencarian berlangsung selama sembilan hari sebelum secara resmi dihentikan setelah semua korban ditemukan.
Presiden Prabowo Subianto juga memberikan perhatian khusus terhadap tragedi ini. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa Presiden terus memantau perkembangan situasi. Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap semua bangunan pesantren di Indonesia, terutama terkait aspek keamanan dan keselamatan, guna menghindari kejadian serupa di masa depan.
Memperhatikan dampak dari tragedi ini, mulai dari dukungan psikologis bagi keluarga hingga evaluasi terhadap bangunan pesantren, dapat membantu proses pemulihan bagi masyarakat yang terdampak. Keluarga korban selain menghadapi kehilangan, juga memerlukan dukungan sosial dan emosional agar dapat melewati masa sulit ini.
Kedutaan Malaysia bersama dengan organisasi-organisasi kemanusiaan juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam membantu keluarga korban yang terkena dampak. Keterlibatan komunitas dan negara-negara sahabat sangat diharapkan untuk membangun solidaritas dan meringankan beban para victim.
Sebagai catatan penting, tragedi ini menggugah kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam bangunan pendidikan islam lainnya. Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan aspek infrastruktur gedung pesantren, termasuk melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan keamanan dan kelayakan bangunan.
Diharapkan dengan perhatian dan tindakan nyata, tragedi serupa tidak akan terulang. Kesadaran terhadap kebutuhan untuk memastikan keamanan lingkungan belajar bagi santri sangatlah penting untuk menjamin keselamatan mereka di masa depan. Kini, semua pihak berharap agar para korban yang telah pergi mendapatkan ketenangan abadi, dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.
Source: www.beritasatu.com
