Klaim Hentikan 7 Perang, Prospek Trump Raih Nobel Perdamaian 2024

Klaim Donald Trump yang menyatakan berhasil menghentikan tujuh perang dan konflik global sejak menjabat kembali pada Januari 2025 mencuri perhatian publik menjelang pengumuman pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang dijadwalkan pada 10 Oktober 2025. Pemimpin Amerika Serikat ini telah mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan penghargaan tersebut sejak masa pemerintahannya yang pertama pada tahun 2016. Dengan banyaknya kontroversi seputar kebijakan luar negeri Trump, banyak yang mempertanyakan seberapa realistis peluang mantan presiden ini untuk mendapatkan Nobel Perdamaian.

Dalam beberapa kesempatan, Trump merilis klaim pencapaian perdamaian, termasuk gencatan senjata yang dicapai antara pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, dan kelompok Palestina, Hamas. Tokoh politik dari berbagai negara, termasuk Pakistan dan Israel, telah memberikan nominasi untuk Trump, menunjukkan keinginan mereka untuk menjalin hubungan akrab dengan AS di bawah kepemimpinan Trump. Meskipun demikian, pengamat internasional menunjukkan bahwa klaim tersebut mungkin berlebihan, mengingat kebijakan “America First” yang sering dianggap tidak sejalan dengan citra “pembawa kedamaian”.

Menanggapi situasi ini, Profesor Peter Wallensteen dari Swedia menyatakan bahwa peluang Trump untuk memenangkan penghargaan tahun ini sangat tipis. Menurutnya, faktor-faktor yang diusung oleh Trump dalam klaimnya belum cukup untuk memenuhi harapan Komite Nobel. “Saya tidak melihatnya mendapatkan penghargaan tahun ini, tetapi ada kemungkinan di tahun 2026 jika inisiatifnya lebih terlihat efek positifnya,” jelas Wallensteen kepada Agence France-Presse.

Banyak ahli berpendapat bahwa kontradiksi antara kebijakan Trump dan nilai-nilai yang terkandung dalam wasiat Alfred Nobel menjadi penghalang besar. Nina Græger, Kepala Institut Penelitian Perdamaian Oslo, menyatakan bahwa tindakan Trump, termasuk menarik diri dari perjanjian internasional dan memerintahkan tindakan militer di dalam negeri, menciptakan citra yang berlawanan dengan tujuan Nobel. “Kami mempertimbangkan keseluruhan gambaran. Apa yang telah dicapai oleh individu atau organisasi itu dalam mendukung perdamaian adalah hal pertama yang kami lihat,” tambah Jørgen Watne Frydnes, Ketua Komite Nobel.

Dalam daftar kandidat untuk Nobel Perdamaian 2025, terdapat 338 individu dan organisasi yang dinominasikan. Meskipun banyak belakangan ini memperbincangkan kemungkinan pengakuan Trump, para analis mencatat bahwa fokus tetap pada mereka yang secara konsisten berkontribusi positif terhadap perdamaian global. Beberapa kandidat lain yang berpotensi termasuk Yulia Navalnaya dan jaringan relawan yang beroperasi di Sudan, yang telah memberikan bantuan kepada orang-orang yang terjebak dalam konflik dan kelaparan.

Dengan ancaman perang dan konflik yang masih menghantui berbagai belahan dunia, harapan untuk perdamaian seringkali terasa jauh dari jangkauan. Para pengamat dan pemimpin dunia berharap agar pemenang Nobel Perdamaian tahun ini akan menjadi sosok yang dapat memberikan inspirasi dan menciptakan langkah nyata untuk meredakan ketegangan di seluruh dunia.

Jelang pengumuman mendatang, perhatian tertuju pada bagaimana para kandidat, termasuk Trump, dipandang oleh dunia dan apakah pension mereka dalam mendukung perdamaian dapat dibuktikan. Dalam konteks ini, pertanyaan besar yang mengemuka adalah, akankah klaim Trump terhadap pencapaian perdamaian dapat terwujud menjadi realitas yang diakui oleh komunitas internasional, atau justru menjadi pembenaran bagi kebijakan yang kontroversial? Sementara kita menunggu hasil pengumuman Nobel, diskusi mengenai peran kepemimpinan dan tanggung jawab global bagi pencapaian perdamaian tetap hangat diperbincangkan.

Source: news.okezone.com

Berita Terkait

Back to top button