
Kondisi di Gaza saat ini sangat memprihatinkan. Seluruh distrik di wilayah tersebut telah hancur menjadi puing-puing akibat serangan intensif yang dilakukan oleh Israel. Penarikan pasukan Israel dari sejumlah area di Kota Gaza pada 10 Oktober 2025 mengungkapkan skala kehancuran yang luar biasa pada infrastruktur dan permukiman. Gencatan senjata yang diumumkan mengizinkan warga Palestina untuk kembali, namun banyak dari mereka mendapati diri mereka kehilangan rumah dan harta benda.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Aktivis dan jurnalis menggambarkan pemandangan mengerikan di mana rumah-rumah telah rata dengan tanah, sementara jalur-jalur utama terputus dan fasilitas-fasilitas penting hancur. Salah satu lokasi yang paling parah kosong adalah di sekitar Masjid Saeed Siyam di Sheikh Radwan, di mana tembakan artileri berat menghancurkan keseluruhan blok permukiman.
Di bagian timur Sheikh Radwan, kehancuran bahkan lebih menyedihkan. Bangunan-bangunan rusak parah dan jalan-jalan utama tidak bisa dilewati lagi. Para tentara Israel sebelumnya telah melakukan operasi pembongkaran dan pengeboman yang intensif di area ini sebelum memulai penarikan secara bertahap. Ruang terowongan yang sebelumnya ada di dekatnya juga mengalami kerusakan hebat, menambah penderitaan masyarakat setempat.
Tidak hanya Sheikh Radwan, distrik lainnya seperti Al-Nasr juga mengalami kerusakan yang signifikan. Ribuan rumah di wilayah tersebut hancur atau hanya tersisa reruntuhan, meninggalkan banyak warga tanpa tempat tinggal. Sejak awal serangan pada Oktober 2023, diperkirakan hampir 67.200 warga Palestina, mayoritas adalah wanita dan anak-anak, telah kehilangan nyawa mereka.
Di tengah situasi yang genting ini, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan kelompok Hamas. Kesepakatan ini setelah melalui empat hari negosiasi tidak langsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, dengan partisipasi delegasi dari Turki, Mesir, dan Qatar. Fakta ini menunjukkan adanya harapan akan penyelesaian konflik, meskipun kondisi di lapangan masih sangat memprihatinkan.
Serangkaian video dan rekaman yang diposting di platform media sosial memberikan gambaran nyata tentang kondisi di Gaza. Orang-orang yang kembali ke rumahnya terpaksa menghadapi kenyataan pahit bahwa tempat tinggal mereka sudah tidak ada lagi. Ini menjadi simbol dari tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan di kawasan tersebut.
Dalam situasi sulit ini, bantuan kemanusiaan sangat diperlukan. Organisasi-organisasi internasional telah memperingatkan tentang perlunya dukungan segera bagi mereka yang terdampak. Penghancuran besar-besaran infrastruktur seperti rumah, sekolah, dan rumah sakit membuat proses pemulihan menjadi semakin rumit.
Kehendak untuk membangun kembali Gaza menjadi tantangan besar, terutama setelah perang yang berkepanjangan ini. Masyarakat internasional diharapkan dapat lebih aktif membantu rakyat Palestina dalam mendapatkan kembali tempat tinggal dan kehidupan yang layak.
Berkaca pada sejarah konflik di Gaza, gencatan senjata ini diharapkan menjadi langkah awal menuju perdamaian yang berkelanjutan. Namun, jalan menuju rekonsiliasi akan memerlukan waktu, usaha, dan komitmen dari semua pihak yang terlibat. Dengan harapan, masa depan Gaza dapat lebih baik dan lebih damai daripada masa lalu yang penuh dengan kekerasan dan kehancuran.
Source: international.sindonews.com





