Korea Utara menunjukkan kemajuan signifikan dalam kemampuan militernya dengan peluncuran rudal hipersonik Hwasong-11Ma dalam parade besar di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, pada 10 Oktober 2025. Acara tersebut tidak hanya merayakan ulang tahun ke-80 Partai Buruh Korea, tetapi juga berfungsi sebagai pameran potensi militer Pyongyang, dengan fokus khusus pada kemampuan baru yang dapat menembus jaringan pertahanan Amerika Serikat.
Rudal Hwasong-11Ma, juga dikenal sebagai Hwasong-11E, menjadi pusat perhatian dalam parade tersebut. Dalam penampilan ini, empat peluncur erektor transporter (TEL) terlihat mengangkut dua rudal masing-masing, menandai kemunculan kedua kalinya dalam seminggu setelah dipamerkan dalam Pameran Pengembangan Pertahanan Nasional 2025.
Rudal ini merupakan perkembangan dari Hwasong-11, yang telah digunakan Korea Utara sejak 2018. Versi terbaru ini dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik (HGV) alih-alih hulu ledak konvensional. Meskipun spesifikasi teknis Hwasong-11Ma belum diungkapkan, analis militer memperkirakan bahwa rudal ini merupakan peningkatan dari sub-varian Hwasong-11Da dan Hwasong-11C, yang dikenal memiliki kapasitas hulu ledak lebih besar.
Joseph Trevithick, seorang editor di situs militer AS War Zone, mengungkapkan bahwa Hwasong-11Da memiliki potensi daya ledak yang bervariasi, mencapai 2,5 ton hingga 4,5 ton. Desain Hwasong-11Ma mirip dengan HGV yang telah diuji Korea Utara sejak 2022, yang dapat bergerak dengan kecepatan lebih dari 6.200 km/jam dan melakukan manuver tajam untuk menghindari deteksi radar.
Kekuatan dan Ancaman Hwasong-11Ma
Kecepatan ekstrem dan kemampuan manuver dari Hwasong-11Ma membuatnya menjadi ancaman serius bagi sistem pertahanan udara modern. Para ahli percaya bahwa rudal ini dirancang khusus untuk menangani pertahanan gabungan AS dan Korea Selatan, memberikan potensi serangan strategis yang signifikan di Semenanjung Korea.
Dari sudut pandang operasional, sistem Hwasong-11Ma sangat mobile, sehingga sulit untuk dilacak. Ini adalah keuntungan taktis yang dapat memberikan Korea Utara opsi baru untuk menyerang target yang dijaga ketat di wilayah Korea Selatan. Trevithick berpendapat, "Versi HGV ini memperluas opsi serangan Korea Utara terhadap sasaran penting yang dijaga ketat."
Peluncuran Hwasong-11Ma juga merepresentasikan langkah maju dalam ambisi hipersonik Korea Utara. Meskipun kemampuan operasional rudal ini masih diperdebatkan, kemunculannya menunjukkan bahwa Pyongyang telah memperkuat arsenal rudalnya, yang sekarang mencakup berbagai jenis senjata termasuk rudal hipersonik, balistik, dan jelajah dari berbagai platform, termasuk TEL, kereta api, dan kapal selam.
Masa Depan dan Harapan untuk Uji Coba
Dengan kemajuan ini, para pengamat memperkirakan bahwa Korea Utara mungkin akan melakukan uji coba publik Hwasong-11Ma dalam beberapa bulan mendatang, mengikuti pola yang sering diterapkan setelah memperkenalkan sistem senjata baru. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas internasional tentang intensifikasi ketegangan di kawasan tersebut.
Kehadiran Hwasong-11Ma bukan hanya sekadar langkah teknologi, tetapi juga merupakan pernyataan politik dari Korea Utara kepada dunia. Rudal ini menjadi simbol dari ambisi negara tersebut untuk mempertahankan posisinya di panggung global, terutama dalam menghadapi tekanan dari AS dan sekutunya.
Dalam konteks ini, perkembangan kemampuan rudal Korea Utara, terutama dalam aspek hipersonik, perlu menjadi perhatian serius bagi negara-negara di sekitarnya serta komunitas internasional secara keseluruhan. Ketegangan yang meningkat di kawasan ini juga memerlukan upaya diplomatik yang cermat untuk mencegah konflik yang lebih besar.
Source: www.beritasatu.com





