Uni Eropa (UE) kini tengah berupaya untuk menjangkau dan merangkul suara generasi Z, namun tantangan yang dihadapi dalam proses ini cukup signifikan. Dalam pertemuan yang diadakan di Brussels pada September 2025, sekelompok pemuda, termasuk Aisling Giltinane dari Irlandia, berkesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka langsung kepada Komisaris Glenn Micallef. Salah satu isu yang menjadi perhatian utama mereka adalah cyberbullying, yang memang menjadi masalah mendesak di kalangan remaja.
“Dengan berbicara langsung kepada politisi, saya percaya kekhawatiran saya lebih mungkin didengar dibandingkan jika disampaikan melalui media sosial,” ujar George Vella, pemuda asal Malta yang juga hadir dalam pertemuan tersebut. Suara generasi muda memang sedang dicari, dan banyak dari mereka mengungkapkan keinginan untuk memperjuangkan perubahan nyata.
Berdasarkan survei oleh Yayasan TUI Jerman yang melibatkan lebih dari 6.000 responden berusia 16 hingga 26 tahun, terdapat keprihatinan mendalam mengenai tingkat demokrasi dalam UE. Hanya 40 persen yang menilai bahwa cara kerja UE cukup demokratis. Lebih khawatir lagi, partisipasi pemilih di kalangan pemuda juga menunjukkan tren menurun, dari 42 persen pada pemilihan 2019 menjadi hanya 36 persen pada pemilu terbaru di 2024.
Pentingnya Partisipasi Politik
Bagi Uni Eropa, menjaga keterlibatan generasi Z dalam proses politik sangat penting. Dukungan kepada kaum muda menjadi salah satu prioritas dalam masa jabatan Komisi UE saat ini, yang berlangsung hingga 2029. Sejak 2024, lebih dari 35 pertemuan dialog kebijakan pemuda telah diadakan, memberikan wadah bagi suara anak muda untuk disampaikan dan didengar.
Komisi UE juga meluncurkan program-program seperti "Dewan Penasihat Pemuda" dan "Youth Check", yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai dampak legislasi terhadap generasi muda. Inisiatif ini menunjukkan bahwa UE tidak hanya ingin mendengar kritik, tetapi juga ingin mengajak generasi Z berkontribusi langsung dalam pembuatan kebijakan.
Kekhawatiran dan Harapan
Namun, di tengah semua usaha tersebut, skeptisisme tetap mengemuka. Beberapa pemuda merasa bahwa upaya UE tidak cukup untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh generasi mereka. Sebanyak 51 persen peserta survei menilai bahwa UE adalah ide yang baik tetapi implementasinya buruk, dan 53 persen merasa bahwa perhatian UE terlalu banyak terarah pada hal-hal sepele.
"Dibutuhkan pengalaman demokrasi yang positif agar generasi muda merasa memiliki ikatan dengan sistem yang ada," jelas Hernandez-Diez, seorang peneliti yang fokus pada keterlibatan publik. Tanpa adanya rasa percaya, partisipasi dalam sistem demokrasi akan semakin menurun.
Cyberbullying dan Solusi yang Diusulkan
Diskusi mengenai cyberbullying yang diadakan di Brussels menggarisbawahi bahwa edukasi dan pelaporan masalah ini perlu ditingkatkan. Para peserta menyampaikan berbagai ide, seperti mempermudah pelaporan dan melibatkan lebih banyak orang tua serta guru dalam mengatasi masalah ini. Rencana aksi komprehensif tentang cyberbullying diharapkan dapat diluncurkan oleh Komisi UE pada tahun depan.
Upaya ini tidak hanya berfungsi untuk melindungi individu yang menjadi korban, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih aman bagi semua pengguna internet. Giltinane, salah satu peserta, bertekad untuk menggunakan suaranya demi perubahan yang lebih baik, dengan keyakinan bahwa suara mereka penting dan memiliki daya tarik.
Menghadapi Masa Depan
Dalam menghadapi tantangan mempertahankan keterlibatan generasi Z, UE perlu menilai kembali pendekatan mereka untuk menghadapi skeptisisme yang ada. Memastikan bahwa suara pemuda didengar dan diimplementasikan adalah langkah krusial untuk meraih kepercayaan dari generasi ini.
Dengan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk melibatkan pemuda dan mendengarkan aspirasi mereka, ada harapan bahwa generasi Z akan lebih berpartisipasi dalam proses demokrasi yang ada. Namun, apakah usaha ini cukup untuk meredakan kekecewaan dan meningkatkan partisipasi? Waktu yang akan menjawab, sementara itu, tantangan besar tetap ada di depan.
Source: www.viva.co.id





