Foto Satelit Ungkap Sungai Anyaman Terbesar di Dunia di Tibet Terancam Iklim

Foto satelit terbaru dari NASA menunjukkan keindahan dan kompleksitas sungai Yarlung Zangbo, yang terletak di Tibet, Tiongkok. Sungai ini, yang dikenal sebagai sungai anyaman terbesar di dunia, memiliki pola aliran yang terus berubah dan diperkirakan akan semakin terancam oleh perubahan iklim. Dengan panjang sekitar 2.000 kilometer, Yarlung Zangbo mengalir dari gletser di Dataran Tinggi Tibet ke India dan tercatat sebagai sungai tertinggi di dunia, berada pada elevasi rata-rata 4.000 meter di atas permukaan laut.

Foto yang diambil dari County Zhanang ini menampilkan bagian sungai tepat sebelum melewati Yarlung Tsangpo Grand Canyon, ngarai terdalam di dunia yang memiliki kedalaman lebih dari 6.000 meter. Pola anyaman yang terlihat menciptakan ilusi jalinan rumit antara cabang-cabang sungai, dengan pulau pasir yang terbentuk dan hilang seiring perubahan arus air.

Faktor Penyebab Perubahan

Zoltán Sylvester, ahli geologi dari University of Texas at Austin, menjelaskan bahwa pola unik ini disebabkan oleh endapan sedimen berat yang terbawa dari lereng curam Pegunungan Himalaya. Proses pengikisan pada dasar sungai berkontribusi pada pembentukan saluran baru, menjelaskan mengapa vegetasi tidak dapat tumbuh di pulau-pulau pasir tersebut. Sebuah animasi timelapse yang disusun dari citra satelit menunjukkan perubahan dramatis bentuk sungai selama 37 tahun, dari 1988 hingga 2025.

Dampak Perubahan Iklim

Sungai Yarlung Zangbo juga berawal dari Gletser Angsi, yang menjadi sumber air utama. Namun, dampak perubahan iklim semakin mengkhawatirkan, mengingat banyak gletser Himalaya mengalami peningkatan pencairan. Pencairan ini tidak hanya meningkatkan sedimen yang masuk ke dalam sungai, tetapi juga mempercepat erosi dan menambah risiko longsor di sepanjang tepi sungai. Studi terkini pada tahun 2024 menunjukkan bahwa fenomena ini dapat membahayakan ekosistem lokal dan infrastruktur yang ada di sekitar.

Rute Perjalanan Sungai

Setelah melewati wilayah Tibet, aliran sungai ini bercabang dan bergabung dengan Sungai Brahmaputra, melanjutkan perjalanannya sejauh 2.900 kilometer hingga akhirnya bermuara ke Samudra Hindia. Keberadaan sungai ini tidak hanya vital bagi ekosistem lokal, tetapi juga memainkan peranan penting dalam mata pencaharian masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Kekhawatiran untuk Masa Depan

Perubahan yang terjadi di Yarlung Zangbo menunjukkan betapa pentingnya untuk memahami dan menghargai ekosistem yang ada. Jika tren pencairan gletser terus berlanjut, tidak hanya pola aliran sungai yang akan terpengaruh, tetapi juga keseimbangan lingkungan di sekitar sungai yang berpotensi mengakibatkan dampak yang lebih luas bagi masyarakat serta spesies yang bergantung padanya.

Ini menjadi panggilan bagi penelitian lebih lanjut dan tindakan terkait pengurangan dampak perubahan iklim. Sebuah komitmen global untuk menjaga dan melindungi sumber air, serta ekosistem yang rentan, sangat diperlukan agar generasi mendatang dapat terus menikmati keindahan dan manfaat yang ditawarkan oleh Yarlung Zangbo dan sungai-sungai lainnya di seluruh dunia.

Source: mediaindonesia.com

Exit mobile version