10 Negara dengan Populasi Permukiman Kumuh Terbesar Dunia, Termasuk RI

Kawasan kumuh menjadi salah satu tantangan paling signifikan dalam pembangunan perkotaan di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan urbanisasi yang tidak terencana menyebabkan banyak orang terpaksa tinggal di lingkungan yang tidak layak, dengan akses yang minim terhadap sanitasi dan fasilitas dasar. Menurut laporan terbaru dari lembaga internasional yang dikutip oleh Business Insider Africa, terdapat sepuluh negara dengan populasi permukiman kumuh terbesar di dunia, termasuk Indonesia di dalamnya.

Negara dengan Populasi Permukiman Kumuh Terbesar

1. India
   Dengan total populasi sekitar 1,46 miliar jiwa, India mencatatkan jumlah penduduk yang tinggal di kawasan kumuh mencapai 262 juta jiwa. Pertumbuhan kota yang pesat, terutama di Mumbai dan Delhi, memaksa banyak penduduk hidup tanpa akses air bersih dan sanitasi layak.

2. Nigeria
   Nigeria, dengan populasi sekitar 237,5 juta jiwa, memiliki sekitar 64 juta jiwa di kawasan kumuh. Di kota-kota besar seperti Lagos, kawasan kumuh tumbuh pesat akibat keterbatasan lahan dan kemiskinan.

3. Bangladesh
   Di Bangladesh, populasi mencapai 175,7 juta jiwa, dengan 41 juta jiwa tinggal di permukiman kumuh. Dhaka menjadi pusat migrasi bagi warga desa yang mencari pekerjaan, namun infrastruktur yang minim menjadi permasalahan utama.

4. Pakistan
   Dengan populasi sekitar 255,2 juta jiwa, 40 juta jiwa di antaranya bermukim di kawasan kumuh. Kota-kota besar di Pakistan menghadapi pertumbuhan populasi yang menambah tekanan terhadap infrastruktur.

5. Indonesia
   Indonesia, dengan total populasi 285,7 juta jiwa, memiliki sekitar 33 juta jiwa yang tinggal di kawasan kumuh. Pertumbuhan pesat di Jakarta, Surabaya, dan Medan berkontribusi terhadap masalah perumahan. Keterbatasan lahan dan kesenjangan ekonomi semakin memperburuk situasi ini. Pemerintah Indonesia berupaya melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) untuk mengurangi kondisi ini.

6. Brasil
   Brasil, dengan populasi 212,8 juta jiwa, mencatatkan 32 juta jiwa di kawasan kumuh. Favela di kota seperti Rio de Janeiro menjadi simbol kesenjangan sosial.

7. Republik Demokratik Kongo
   Dengan populasi 112,8 juta jiwa, sekitar 31 juta jiwa tinggal di kawasan kumuh. Kurangnya infrastruktur mendasar menjadi tantangan dalam penyediaan layanan dasar.

8. Etiopia
   Populasi Etiopia sekitar 135,5 juta jiwa, dengan 22 juta jiwa yang tinggal di kawasan kumuh. Pertumbuhan kota yang cepat di Addis Ababa menciptakan tantangan besar dalam penyediaan perumahan yang layak.

9. Filipina
   Di Filipina, sekitar 21 juta jiwa dari total populasi 115 juta jiwa tinggal di kawasan kumuh. Manila menjadi pusat migrasi, menyebabkan banyak keluarga tinggal dalam kondisi tidak layak.

10. Kenya
    Kenya memiliki populasi 57,5 juta jiwa, dengan 10 juta jiwa di kawasan kumuh. Nairobi, khususnya, didera kemiskinan dan pengangguran yang ekstrem.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Kawasan Kumuh

Permukiman kumuh membawa dampak luas terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi. Beberapa di antaranya adalah rendahnya akses terhadap pendidikan, risiko kesehatan akibat sanitasi buruk, dan ketimpangan ekonomi. Menurut World Bank, kondisi ini dapat menurunkan produktivitas nasional sebesar 3% per tahun.

Upaya Global Mengatasi Permukiman Kumuh

Berbagai negara mengadopsi beragam strategi untuk menangani masalah ini, seperti pembangunan perumahan sosial dan revitalisasi kawasan kumuh tanpa menggusur penduduk. Selain itu, peningkatan infrastruktur dasar dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga dianggap penting dalam perencanaan tata kota yang berkelanjutan.

Daftar sepuluh negara ini menunjukkan bahwa meskipun urbanisasi menawarkan peluang, tantangan yang dihadapi oleh kawasan kumuh memerlukan kebijakan perumahan inklusif dan perencanaan kota yang lebih baik. Upaya berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup warganya dan mengurangi jumlah penduduk yang tinggal di kawasan tidak layak huni.

Source: www.beritasatu.com