Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Beri Respon!

Bentrokan bersenjata baru-baru ini antara Afghanistan dan Pakistan, terutama di sepanjang Garis Durand, telah menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas. Pada akhir pekan lalu, terjadi serangan udara yang dilaporkan dilakukan oleh militer Pakistan. Serangan ini memicu reaksi militer dari pihak Afghanistan yang mengklaim sebagai respons terhadap pelanggaran wilayah udara. Insiden ini telah memicu ketegangan yang menjadi perhatian internasional, di mana Rusia juga telah mengeluarkan pernyataan resmi mengajak kedua belah negara untuk kembali ke meja perundingan.

Sumber media melaporkan bahwa serangan tersebut terjadi pada Kamis lalu, tepatnya di area Kabul dan di pasar di Afghanistan timur. Kementerian Pertahanan Afghanistan menyatakan bahwa operasi balasan mereka terhadap Pakistan telah “berhasil diselesaikan.” Bentrokan ini tercatat sebagai yang paling serius dalam beberapa tahun terakhir dan menyebabkan puluhan korban jiwa dari kedua belah pihak.

Menghadapi situasi ini, Kementerian Luar Negeri Rusia menyerukan penahanan diri kepada kedua negara terlibat. Dalam pernyataan resmi yang dirilis, Moskow menegaskan pentingnya penyelesaian masalah dengan cara diplomatik dan politik. “Kami menyerukan kepada Kabul dan Islamabad untuk menahan diri serta menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara politik dan diplomatik,” ujar perwakilan Kemlu Rusia.

Garis Durand, yang menjadi pusat konflik ini, merupakan perbatasan sepanjang 2.600 kilometer yang ditetapkan pada tahun 1893 oleh kekuasaan kolonial Inggris. Sementara Pakistan mengakui garis ini, Afghanistan secara historis terus menolak legitimasi batas tersebut dan menyebutnya sebagai “garis hipotetis.” Hal ini menjadikan Garis Durand salah satu perbatasan paling kontroversial dan berbahaya di dunia, sering kali menjadi sumber ketegangan militer antara keduanya.

Dampak dari bentrokan ini sangat dirasakan oleh masyarakat di sepanjang Garis Durand. Pakistan, dalam upayanya merespon konflik ini, dilaporkan telah menutup semua jalur lintas perbatasan, termasuk penyeberangan utama di Torkham dan Chaman, yang semakin memperburuk situasi ekonomi masyarakat lokal. Banyak warga yang kini terjebak di antara politik dan militansi yang berkepanjangan di kawasan ini.

Keprihatinan akan stabilitas keamanan di wilayah tersebut juga meningkat, tidak hanya dari perspektif Afghanistan dan Pakistan, tetapi juga dari negara-negara lain di kawasan. Dalam konteks ini, Rusia berharap agar dialog yang konstruktif dapat diambil kembali, dengan fokus pada isu-isu mendesak seperti penanggulangan terorisme dan peningkatan keamanan regional.

Bahkan, ketegangan yang berkepanjangan ini tidak hanya berdampak pada militer, tetapi juga mengancam kemanusiaan bagi masyarakat sipil di sekitar perbatasan. Bentrokan yang terjadi selama akhir pekan lalu menjadi salah satu tanda nyata betapa kompleks dan berbahayanya kondisi di wilayah tersebut, di mana setiap insiden kecil dapat berujung pada konflik yang lebih luas.

Dengan dinamika tersebut, komunitas internasional diharapkan dapat memberikan dukungan dan mendorong kedua negara untuk mencari jalan keluar damai, sebelum situasi semakin memburuk. Dialog yang konstruktif pun menjadi kunci untuk meredakan ketegangan dan membangun stabilitas yang lebih baik di kawasan yang telah lama didera konflik ini.

Source: www.suara.com

Exit mobile version