Trump Harapkan Segera Perluasan Perjanjian Abraham dengan Arab Saudi Bergabung

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan harapannya agar Perjanjian Abraham, yang berfungsi untuk menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab, dapat segera diperluas. Dalam wawancara yang disiarkan di Fox Business Network, Trump menargetkan keterlibatan Arab Saudi sebagai salah satu langkah strategis untuk mencapai perdamaian jangka panjang di kawasan Timur Tengah. “Saya berharap Arab Saudi ikut serta, dan saya berharap negara-negara lain juga ikut serta. Saat Arab Saudi bergabung, semua orang akan mengikuti,” katanya.

Perjanjian Abraham, yang pertama kali ditandatangani oleh Uni Emirat Arab pada tahun lalu, telah dipujinya sebagai “keajaiban” dan “menakjubkan”. Dalam pandangannya, kehadiran Arab Saudi dalam perjanjian ini akan menjadi katalis untuk membawa negara-negara Arab lainnya untuk menjalin hubungan serupa dengan Israel. Langkah ini dianggap dapat memperkuat stabilitas dan damai di kawasan yang selama ini dilanda ketegangan.

Sementara itu, situasi di kawasan tersebut menunjukkan bahwa kesulitan tetap ada. Saat ini, Israel masih menutup penyeberangan Rafah, yang diakui oleh sejumlah ahli sebagai elemen strategis dalam dinamika politik di wilayah tersebut. Menurut Andrea Dessi, asisten profesor hubungan internasional di Universitas Amerika Roma, penutupan penyeberangan ini dapat berdampak besar bagi bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis. “Penyeberangan tersebut merupakan jalur vital dan pembatasan Israel terhadapnya adalah pelanggaran hukum internasional,” ujarnya.

Dessi juga menekankan risiko serius bahwa perjanjian yang diharapkan Trump dapat terhambat bila masalah terkait penyeberangan Rafah tidak diselesaikan. Penutupan ini dapat memberi dampak negatif terhadap populasi Palestina di Gaza, dan berpotensi mengarah pada pembersihan etnis, terang Dessi. Oleh karena itu, dia mendorong Mesir dan aktor internasional lain, termasuk Turki, Qatar, dan negara-negara Eropa, untuk bersatu dan mencari solusi terhadap isu di wilayah ini.

Seiring dengan harapan Trump untuk memperluas Perjanjian Abraham, banyak pihak yang masih mempertanyakan bagaimana realisasi dukungan Arab Saudi dapat terwujud. Keterlibatan Saudi dipandang bisa membawa dampak yang lebih besar, tidak hanya untuk hubungan Arab-Israel tetapi juga dalam konteks geopolitik yang lebih luas. Namun, perjalanan menuju realisasi harapan tersebut dipastikan tidak akan mudah, mengingat kompleksitas berbagai kepentingan politik dan keamanan di kawasan tersebut.

Sementara itu, Trump terus menggarisbawahi pentingnya diplomasi dan upaya untuk menciptakan iklim yang lebih kondusif. Dalam pandangannya, kesepakatan-kesepakatan yang ada terbilang inovatif dan menandai babak baru dalam diplomasi Arab-Israel yang dapat mendorong negara-negara lain untuk mengikuti jejak tersebut.

Dari perspektif internasional, banyak yang mengamati bagaimana perkembangan ini akan mempengaruhi dinamika kawasan, termasuk hubungan antara Israel dan Palestina. Komentar Dessi tentang pembatasan di penyeberangan Rafah menambahkan dimensi baru pada diskusi ini, dengan harapan agar seluruh pihak dapat bersatu untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan.

Perkembangan ini membuka banyak pertanyaan mengenai bagaimana negara-negara regional dan global akan merespons. langkah Trump yang optimis ini, serta pembatasan yang ada, pastinya akan terus menjadi sorotan penting di masa mendatang. Pada akhirnya, harapan untuk melihat Arab Saudi dan negara-negara lain bergabung dalam Perjanjian Abraham akan diuji oleh kenyataan di lapangan, baik dari segi politik internal di masing-masing negara maupun dinamika internasional yang lebih luas.

Source: international.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button