Serang Gaza Saat Gencatan Senjata, Israel Bunuh 45 Warga Sipil

Sedikitnya 45 warga sipil tewas dalam serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel di Jalur Gaza pada Minggu, 19 Oktober 2025. Angka ini merupakan pembaruan dari laporan sebelumnya yang menyebutkan 33 korban jiwa. Menurut laporan dari badan pertahanan sipil Gaza, dan sejumlah rumah sakit setempat, korban terdistribusi di berbagai wilayah seperti Gaza Tengah, Khan Yunis, dan Gaza Utara.

Mahmud Bassal, juru bicara badan pertahanan sipil yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, mengonfirmasi kepada AFP bahwa “setidaknya 45 orang tewas akibat serangan udara Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza.” Serangan ini terjadi saat gencatan senjata yang telah berlangsung selama sembilan hari, yang sebelumnya dinegosiasikan oleh Presiden AS Donald Trump, masih berlaku.

Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan puluhan target yang terkait dengan Hamas di seluruh Gaza. Namun, kedua belah pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata, meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Empat rumah sakit di Gaza telah mengonfirmasi jumlah korban tewas dan luka-luka akibat serangan tersebut, dengan RS Al-Awda di Nuseirat melaporkan 24 korban tewas dan 73 yang terluka.

Detail lebih lanjut mengenai korban menunjukkan besarnya dampak serangan ini. Enam orang dilaporkan tewas ketika serangan menargetkan sekelompok warga sipil di Kota Zuwaida. Selain itu, serangan tambahan di daerah sekitar Nuseirat menyebabkan enam orang lainnya, termasuk anak-anak, kehilangan nyawa. Serangan juga terjadi di tenda pengungsi di dekat Kota Asdaa, yang mengakibatkan kematian seorang perempuan dan dua anak. Beberapa serangan di wilayah lain juga menambah angka korban tewas, termasuk seorang jurnalis yang menjadi salah satu korban.

Bassal menambahkan bahwa jumlah korban mungkin masih bertambah mengingat sejumlah warga yang mengalami luka-luka serius. Mesejat yang kompleks ini menunjukkan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, di mana infrastruktur kesehatan telah mengalami tekanan berat akibat terus-menerusnya konfrontasi.

Sementara itu, militer Israel mengaku sedang memeriksa laporan terkait korban sipil, tetapi mereka juga menekankan bahwa penegakan gencatan senjata tetap berlangsung. Meski demikian, suasana di lapangan menunjukkan bahwa ketegangan antara kedua belah pihak masih sangat tinggi.

Pentingnya isu ini tidak hanya terletak pada jumlah korban jiwa yang mengkhawatirkan, tetapi juga pada implikasi jangka panjang terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan. Serangan ini terjadi di tengah upaya-upaya internasional untuk mengurangi kekerasan dan mendorong dialog antara kedua belah pihak.

Badan internasional dan organisasi kemanusiaan mengecam serangkaian serangan ini, yang dituding menyebabkan penderitaan tak terperikan bagi penduduk sipil di Gaza. Apalagi, situasi meningkat lebih dramatis menjelang gencatan senjata yang seharusnya memberikan peluang bagi pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dalam laporan yang sama, pihak rumah sakit mengingatkan bahwa kondisi kesehatan di Gaza tetap kritis dengan keterbatasan akses terhadap obat-obatan dan perawatan medis. Ini menambah lapisan tantangan baru bagi mereka yang selamat dari serangan dan mereka yang sedang berjuang melawan rasa sakit dan trauma yang dialami.

Situasi di Gaza mencerminkan kompleksitas konflik yang terjadi di kawasan tersebut. Dengan bertambahnya korban sipil, kebutuhan akan peradilan dan upaya perdamaian yang nyata semakin mendesak untuk menghindari krisis kemanusiaan lebih lanjut.

Source: www.beritasatu.com

Exit mobile version