KK Park di perbatasan Thailand dan Myanmar kini dikenal sebagai pusat penipuan yang terburuk, di mana ribuan orang terjebak dalam praktek scamming dan eksploitasi. Militer Myanmar baru-baru ini mengumumkan pengambilalihan kompleks ini sebagai bagian dari upaya untuk mengontrol lagi wilayah yang hilang selama konflik berkepanjangan di negara tersebut. Dengan meningkatnya perang saudara dan ketegangan antara militer dan kelompok pemberontak, KK Park menjadi simbol dari berbagai kejahatan terorganisir yang berkaitan dengan perdagangan gelap.
Pusat Penipuan Dunia
KK Park, terletak di selatan kota perbatasan Myawaddy, telah identik dengan skema penipuan daring, pencucian uang, dan perdagangan manusia selama lima tahun terakhir. Ribuan pekerja, banyak di antaranya berasal dari negara-negara Afrika dan Asia, tertipu dengan janji pekerjaan bergaji tinggi. Realitas yang mereka hadapi jauh berbeda; mereka terpaksa berpartisipasi dalam penipuan yang dirancang untuk menipu miliaran dolar dari korban di seluruh dunia.
Militer Myanmar mengklaim telah mengambil alih kompleks yang menghasilkan keuntungan besar ini, seiring dengan perluasan penguasaan wilayah mereka di sekitar Myawaddy. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat legitimasi junta yang telah berkuasa sejak kudeta militer pada Februari 2021. Penguasan wilayah ini juga berkaitan dengan rencana junta untuk menggelar pemilihan umum yang menuai kritik sebagai upaya legitimasi semata.
Mafia dan Pemberontak Myanmar
KK Park lahir dari perjanjian sewa pada awal 2020, sebagai bagian dari pembangunan kawasan industri antara kelompok pemberontak etnis Karen National Union (KNU) dan perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, Huanya International. Peneliti mencatat adanya hubungan antara Huanya dan tokoh pelaku kejahatan terkemuka di Tiongkok, Wan Kuok Koi, juga dikenal sebagai Gigi Patah. Keberadaan tokoh-tokoh dunia bawah tanah ini memperkuat jaringan penipuan yang beroperasi di perbatasan.
Hanya sedikit yang bisa melarikan diri dari rezim ketat yang diterapkan di KK Park. Mereka yang berhasil keluar menggambarkan pengalaman traumatis, di mana penderitaan dan penyiksaan menjadi hal yang umum bagi mereka yang gagal memenuhi target penipuan.
Menangkap 2.000 Pekerja
Militer Myanmar dalam pernyataannya mengklaim bahwa mereka telah "membersihkan" KK Park dan membebaskan lebih dari 2.000 pekerja yang terjebak. Selain itu, 30 terminal satelit Starlink yang digunakan untuk menjalankan aktivitas penipuan berhasil disita. Meskipun demikian, klaim ini juga mengarah pada tuduhan bahwa kelompok pembangkang lain, seperti Serikat Nasional Karen dan Pasukan Pertahanan Rakyat, bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi.
Namun, banyak pengamat meragukan apakah tindakan junta ini bersifat permanen. Banyak yang percaya bahwa KK Park hanyalah satu dari banyak kompleks serupa yang masih beroperasi di perbatasan, dengan setidaknya 30 kompleks lain yang mungkin tetap aktif dalam bisnis penipuan.
Kompleks Lainnya Masih Beroperasi
KK Park bukanlah satu-satunya lokasi. Ratusan ribu orang masih terjebak dalam kompleks serupa yang beroperasi di bawah perlindungan kelompok milisi terkait junta. Keberlanjutan aktiviti penipuan ini semakin memperkuat fakta bahwa banyak kompleks masih memiliki koneksi dengan jaringan kejahatan internasional.
Ketegangan antara militer Myanmar dan KNU serta kelompok perlawanan lainnya terus berlanjut, membuat situasi di kawasan perbatasan semakin kompleks. Meskipun junta militer berhasil merebut KK Park, tantangan untuk mengakhiri praktik ilegal yang melibatkan penipuan dan perdagangan manusia masih jauh dari kata selesai.
Dengan keadaan yang masih fluktuatif, keberhasilan militer dalam menutup KK Park tidak serta merta menghentikan aktivitas kriminal di wilayah tersebut. Kebangkitan jaringan kejahatan di perbatasan menunjukkan tantangan besar yang harus dihadapi oleh pihak berwenang di kedua negara serta kebutuhan akan kerjasama internasional untuk menanggulangi masalah ini.
Source: international.sindonews.com
