Khamenei Tolak Tawaran Trump, Tegaskan AS Tak Hancurkan Program Nuklir Iran

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dengan tegas menolak tawaran untuk bernegosiasi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam pernyataannya yang disampaikan pada 20 Oktober 2025, Khamenei menyatakan bahwa Iran tidak akan pernah terlibat dalam dialog yang dapat mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional negara tersebut. Penolakan ini datang setelah serangkaian pertemuan tidak langsung antara Teheran dan Washington yang berakhir dengan ketegangan, termasuk serangan udara yang menghancurkan beberapa situs nuklir Iran pada Juni 2025.

Dalam komentarnya, Khamenei mengkritik Trump yang mengklaim dirinya sebagai “pembuat kesepakatan.” “Jika kesepakatan itu disertai paksaan dan hasil yang telah ditentukan, maka itu bukanlah sebuah kesepakatan, melainkan pemaksaan dan intimidasi,” ungkapnya, sebagaimana dilaporkan oleh Daily Times. Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan tunduk pada tekanan dari negara lain, terutama dalam hal yang menyangkut program nuklirnya.

Khamenei merespons tak hanya pernyataan Trump, tetapi juga campur tangan AS dalam urusan dalam negeri Iran. “Siapa yang memberi hak kepada Amerika untuk mengomentari fasilitas nuklir kami?” tanya Khamenei. Ia menganggap intervensi semacam itu tidak pantas dan merugikan. Dengan penuh percaya diri, ia menegaskan bahwa program nuklir Iran menjadi kebanggaan nasional dan sebuah kemajuan ilmiah, bukan semata-mata masalah yang harus dikhawatirkan oleh negara lain.

Trump, dalam pernyataannya baru-baru ini, menyebutkan bahwa AS terbuka untuk merundingkan “kesepakatan damai” dengan Teheran. Hal ini mengindikasikan adanya upaya untuk meredakan ketegangan, terutama setelah terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun, pernyataan tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan bagi Washington, mengingat Khamenei dengan tegas menolak tawaran tersebut.

Sebagai tanggapan atas klaim yang menyebutkan bahwa AS telah berhasil menghancurkan kemampuan nuklir Iran, Khamenei menjelaskan bahwa hal tersebut adalah fantasi belaka. Ia menegaskan kembali bahwa Iran tetap berkomitmen pada pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai. Meskipun negara-negara Barat terus menuduh Iran menjalankan program nuklir yang bertujuan untuk mengembangkan senjata, Teheran dengan jelas menyatakan bahwa kegiatan nuklirnya sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip damai.

Selama ini, Iran telah mempertahankan bahwa program nuklir tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil. Khamenei menambahkan, “Kami tidak akan menerima tekanan dari manapun dalam pengembangan teknologi nuklir kami. Ini adalah hak kami sebagai bangsa untuk memanfaatkan teknologi tersebut.”

Sementara itu, ketegangan antara Iran dan AS terus berlanjut, dengan situasi diplomatik yang semakin kompleks. Berbagai pihak mensinyalir bahwa negosiasi yang lebih konstruktif antara kedua negara mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, mengingat sikap keras kepala dari masing-masing pihak.

Dalam konteks ini, pemimpin Iran menegaskan komitmennya untuk melindungi program nuklir nasional sebagai bagian dari kedaulatan negara. Positioning Iran dalam percaturan geopolitik global, terutama dalam hal pemanfaatan energi nuklir, menjadi sangat penting di tengah tantangan internasional yang dihadapinya.

Dengan latar belakang pernyataan Khamenei, persaingan antara Iran dan AS tampaknya akan terus berlanjut, sementara potensi dialog yang konstruktif masih harus menunggu waktu yang tepat untuk dimulai. Ini menunjukkan bahwa jalur diplomasi dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan program nuklir akan menjadi semakin rumit dan penuh tantangan.

Source: news.okezone.com

Exit mobile version