Menteri Radikal Israel Remehkan Arab Saudi dengan Unta, Langsung Dirujak!

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, kembali menciptakan kontroversi dengan pernyataan yang merendahkan Arab Saudi dalam sebuah konferensi di Tel Aviv. Dalam komentarnya, Smotrich menyatakan bahwa Riyadh “akan terus menunggang unta di atas pasir gurun” jika negara tersebut terus mengaitkan normalisasi hubungan antara Israel dan Saudi dengan kemerdekaan Palestina. Pernyataan ini langsung memicu kemarahan publik dan kritik keras tidak hanya dari dunia Arab, tetapi juga dari kalangan politik di Israel.

Ucapan Smotrich yang dianggap bernada rasis tersebut mengundang reaksi negatif yang luas. Banyak pihak menilai bahwa pernyataan ini tidak hanya mempermalukan pemerintah Israel, tetapi juga berpotensi merusak upaya diplomasi yang sedang berjalan untuk memperbaiki hubungan antara Tel Aviv dan negara-negara Teluk. Sejak beberapa tahun terakhir, ada tanda-tanda positif menuju normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi, yang didorong oleh kepentingan bersama dalam menghadapi ancaman dari Iran.

Awalnya, Smotrich enggan untuk mengklarifikasi pernyataannya, namun setelah menerima badai kritik, ia akhirnya mengeluarkan permintaan maaf yang dianggap setengah hati. Dalam pernyataannya di media sosial X, ia menulis, “Pernyataan saya tentang Arab Saudi sangat disayangkan, dan saya menyesalkan segala bentuk pelanggaran yang mungkin ditimbulkannya.” Meski demikian, permintaan maaf tersebut diwarnai dengan sindiran kembali, menunjukkan ketidakpuasan terhadap tanggapan internasional.

Reaksi keras datang dari dalam negeri Israel juga. Pemimpin oposisi Yair Lapid menegaskan bahwa komentar Smotrich tidak mencerminkan pandangan pemerintah Israel. Dalam sebuah pernyataan yang ditulis dalam bahasa Arab, Lapid menyampaikan, “Kepada teman-teman kami di Kerajaan Arab Saudi dan Timur Tengah, Smotrich tidak mewakili pemerintah Israel.” Pendapat senada juga disampaikan oleh mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz, yang menganggap ucapan tersebut sebagai bukti ketidaktahuan dan ketidakmatangan seorang pejabat senior.

Hingga saat ini, pemerintah Arab Saudi belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan kontroversial Smotrich. Namun, sejumlah media Arab telah menyoroti pernyataan tersebut sebagai indikasi arogansi politik Israel yang sering meremehkan dunia Arab. Pemahaman bahwa pernyataan Smotrich adalah representasi dari politik Israel yang menantang dunia Arab menjadi semakin kuat, terutama di tengah upaya untuk normalisasi hubungan yang sedang diupayakan oleh Amerika Serikat.

Bagi banyak pengamat, insiden ini berpotensi menjadi batu sandungan dalam proses normalisasi antara Israel dan Arab Saudi. Situasi ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik di kawasan yang tidak hanya melibatkan faktor-faktor dalam negeri masing-masing negara, tetapi juga kepentingan internasional. Upaya untuk menjalin kemitraan yang lebih baik antara negara-negara di Timur Tengah sering kali terhalang oleh retorika yang kurang bijak dari para pejabat tinggi, seperti dalam kasus pernyataan Smotrich.

Menariknya, meski kenyataan ini terjadi di depan publik, momen-momen seperti ini seringkali menggambarkan tantangan yang lebih besar dalam hubungan bilateral di kawasan tersebut. Reaksi keras terhadap ucapan Smotrich tidak hanya dipandang sebagai pembelaan terhadap kehormatan Arab Saudi, tetapi juga sebagai sinyal bahwa banyak pihak masih menganggap penting pendekatan diplomatis yang lebih hati-hati dan berbasis pada saling menghormati.

Ada harapan bahwa kejadian ini akan menjadi pelajaran bagi semua pejabat untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan yang dapat menyinggung pihak lain. Dalam dunia yang semakin terhubung, tindakan dan kata-kata memiliki dampak yang lebih besar dari sebelumnya, terutama dalam konteks hubungan internasional.

Source: www.inews.id

Berita Terkait

Back to top button