Arab Saudi telah meluncurkan proyek besar yang ditunggu-tunggu, yaitu pembangunan jalur kereta api Landbridge senilai USD7 miliar, setara dengan lebih dari Rp116 triliun. Jalur ini akan membentang lebih dari 1.400 kilometer dan dirancang untuk memangkas waktu perjalanan dari Jeddah ke Riyadh yang sebelumnya memakan waktu hingga 12 jam, menjadi hanya 4 jam saja. Proyek ini diharapkan tidak hanya mempercepat mobilitas antar kota, tetapi juga meningkatkan efisiensi transportasi barang di dalam kerajaan.
Deskripsi Proyek Landbridge
Jalur kereta api Landbridge akan menghubungkan Jeddah di pantai Laut Merah hingga Dammam di Teluk Arab. Ini menciptakan koridor penting untuk angkutan barang dan penumpang, serta mendukung jaringan pusat industri, pelabuhan, dan logistik utama. Para pejabat memperkirakan bahwa proyek ini akan menghemat hingga USD4,2 miliar (sekitar Rp69,8 triliun) tiap tahunnya dari biaya transportasi. Selain itu, diperkirakan akan menciptakan sebanyak 200.000 lapangan kerja di berbagai sektor terkait.
Rincian Infrastruktur
Dari total panjang jalur, sekitar 950 km dirancang untuk menghubungkan Riyadh dan Jeddah, sementara bagian lainnya mencakup jalur dari Dammam ke Jubail. Jalur ini juga akan meningkatkan koneksi antara Riyadh dan Dammam serta menyediakan penghubung yang lebih baik ke Pelabuhan King Abdullah dan Kota Industri Yanbu. Selain itu, proyek ini mencakup pembangunan tujuh pusat logistik baru yang akan meningkatkan kemampuan transportasi multimoda di Arab Saudi.
Jadwal dan Tahapan Pembangunan
Fase awal dari proyek ini termasuk pembangunan jalur kereta api di Riyadh, dengan panjang sekitar 35 km yang membentang dari utara ke selatan kota. Saudi Arabia Railways telah mengundang kontraktor terkemuka untuk berpartisipasi dalam proyek ini. Kontrak mencakup pembangunan viaduk, sistem persinyalan, dan berbagai infrastruktur sipil untuk memastikan bahwa jalur kereta api ini memenuhi standar internasional yang diperlukan.
Kerja Sama Internasional
Proyek ini dikembangkan oleh Saudi China Landbridge Consortium, yang merupakan kemitraan antara Saudi Arabia Railways dan China Civil Engineering Construction Company. Dukungan lokal disediakan oleh Al-Ayuni Contracting, sementara sejumlah perusahaan internasional juga dilibatkan, termasuk Systra, Thales, dan WSP. Pada bulan Desember tahun lalu, perusahaan-perusahaan seperti Hill International dan Italferr juga ditunjuk untuk memberikan layanan manajemen proyek.
Sejarah dan Harapan untuk Masa Depan
Landbridge awalnya diumumkan pada tahun 2004, namun sempat terhenti pada tahun 2010 sebelum dihidupkan kembali pada tahun 2011. Komitmen untuk mempercepat proyek ini semakin kuat ketika Presiden Xi Jinping dari China mengunjungi Arab Saudi pada tahun 2022. Kunjungan tersebut merupakan momen penting bagi hubungan bilateral, dimana kedua negara berkomitmen untuk mempercepat investasi dalam berbagai sektor termasuk infrastruktur, energi, dan logistik.
Investasi Asing dan Penguatan Visi 2030
Investasi dari China ke Arab Saudi telah menunjukkan peningkatan signifikan, dengan jumlah Foreign Direct Investment (FDI) mencapai USD8,2 miliar pada tahun 2024. Ini mencerminkan pertumbuhan sekitar 29% dibandingkan tahun 2023. Pada tahun 2023 saja, China menjadi sumber investasi terbesar dengan total komitmen mencapai USD16,8 miliar di sektor-sektor strategis, sejalan dengan Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi yang bertujuan untuk diversifikasi ekonomi dan pengembangan infrastruktur.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, proyek jalur kereta api Landbridge tidak hanya akan mengubah peta transportasi di Arab Saudi, tetapi juga berpotensi menjadikannya salah satu model inovatif infrastruktur di kawasan Timur Tengah dan dunia.
Source: international.sindonews.com
