PM Anwar Ibrahim: Malaysia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza Segera

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa negara tersebut siap untuk berpartisipasi dalam misi pasukan perdamaian PBB di Gaza. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur. Anwar menegaskan kembali komitmen Malaysia untuk mendukung perjuangan Palestina dan menyoroti pelanggaran hukum internasional oleh rezim Israel yang menghalangi akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dalam pernyataannya, Anwar menyatakan, "Malaysia siap berkontribusi dalam misi ini bersama negara-negara lain, termasuk anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)." Dia juga menyambut baik posisi konsisten PBB, serta keputusan Mahkamah Internasional yang mendukung penghapusan blokade di Gaza. Hal ini menunjukkan komitmen Malaysia yang kuat terhadap isu kemanusiaan di wilayah tersebut.

Peran Malaysia dalam KTT ASEAN

Selama KTT ASEAN, Anwar dan Guterres membahas banyak isu penting, termasuk peran Malaysia dalam memfasilitasi dialog di kawasan, seperti perundingan damai antara Thailand dan Kamboja, serta masalah di Myanmar. Dalam konteks yang lebih luas, ini mencerminkan upaya Malaysia untuk memainkan peran konstruktif dalam keamanan regional dan stabilitas internasional.

Berdasarkan rencana 20 poin yang diusulkan oleh Amerika Serikat, perjanjian gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel mulai diberlakukan pada 10 Oktober. Rencana ini juga melibatkan sejumlah negara lain yang menyatakan kesiapan untuk berkontribusi dalam misi perdamaian. Misalnya, Indonesia sudah bersiap menyiapkan brigade sekitar 1.212 personel jika diberikan mandat dari PBB.

Kesiapan Internasional untuk Bantu Gaza

Selain Malaysia, Mesir telah mengajukan proposal kepada Dewan Keamanan PBB untuk kehadiran internasional di Gaza dan Tepi Barat. Rencana ini bertujuan untuk memperkenalkan misi bernama International Stabilisation Force (ISF), yang berfokus pada menjaga keamanan, pelatihan polisi Palestina, dan mendukung transisi di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan bahwa AS juga sedang mengeksplorasi cara untuk menempatkan pasukan internasional di Jalur Gaza di bawah mandat PBB. "Beberapa negara tidak bisa berpartisipasi kecuali mereka memiliki mandat dari PBB," ujarnya. Ini menunjukkan bahwa langkah untuk mendirikan misi internasional memerlukan koordinasi dan persetujuan dari berbagai negara.

Tantangan dan Harapan

Rubio menyoroti bahwa pelaksanaan gencatan senjata di Gaza akan menghadapi berbagai tantangan, dengan kemungkinan "pasang surut" dalam prosesnya. Meskipun demikian, dia optimis terhadap kemajuan yang telah dicapai. "Saya pikir ada banyak alasan untuk tetap optimistis," katanya menekankan pentingnya diplomasi dalam menyelesaikan konflik yang berkepanjangan.

Anwar Ibrahim menggarisbawahi bahwa langkah Malaysia ini bukan hanya wujud dukungan terhadap Palestina, tetapi juga komitmen terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum internasional. Dalam konteks ini, partisipasi Malaysia dalam misi perdamaian diharapkan dapat memberikan dampak positif dan membantu meredakan tensi di kawasan yang rawan konflik ini.

Sementara itu, perhatian dunia internasional tetap tertuju kepada situasi di Gaza, dengan harapan bahwa semua upaya yang dilakukan, termasuk partisipasi dari berbagai negara, dapat membawa perdamaian dan stabilitas bagi rakyat Palestina dan Israel.

Source: www.viva.co.id

Berita Terkait

Back to top button