Indonesia mempersiapkan diri untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur ke-20 yang akan dilaksanakan di Malaysia pada 27 Oktober 2025. Dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, Menteri Luar Negeri Sugiono menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah dialog konstruktif antar negara-negara di kawasan Asia Timur. Ia menggarisbawahi bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama, dialog, dan kolaborasi antara negara-negara besar dan menengah demi stabilitas regional.
Sugiono menegaskan bahwa KTT Asia Timur bukanlah ajang untuk saling menekan, melainkan sebuah momen untuk bersatu dan maju bersama. “Di sini, kekuatan besar dan menengah dapat bergabung untuk mengatasi tantangan bersama,” ujarnya. Pertemuan ini diikuti oleh 19 negara, termasuk 11 negara anggota ASEAN dan delapan mitra utama ASEAN, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan India.
Menlu Sugiono menyatakan bahwa sentralitas ASEAN adalah tanggung jawab yang harus dijaga dan bukan sekadar slogan. “Melalui EAS, kita dapat memajukan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP), serta memperkuat kerja sama di bidang maritim dan ekonomi,” tambahnya. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat peran ASEAN di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
Komunikasi antara AS dan China juga menjadi perhatian Sugiono. Ia menyambut baik rencana pertemuan bilateral kedua negara di Korea Selatan sebagai langkah untuk membangun stabilitas kawasan. Selaras dengan hal ini, ia menyerukan perlunya komunikasi yang berkelanjutan agar hubungan kedua negara dapat terus terjaga.
Selain isu-isu kawasan, Menlu Sugiono juga menyoroti konflik global, seperti situasi di Palestina dan Ukraina, yang menimbulkan dampak besar bagi perdamaian dunia. “Untuk menjamin perdamaian yang berkeadilan, komunitas internasional harus bersatu dalam upaya menyelesaikan konflik ini,” tegasnya. Ia sepakat bahwa kekuatan dunia seperti China, Rusia, dan AS bisa berperan penting dalam menentukan arah perdamaian global.
“Sebuah perubahan arah sejarah dapat terjadi ketika ketiga negara itu bekerja sama untuk menciptakan perdamaian,” ungkapnya. Dalam konteks ini, Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung upaya penyelesaian konflik dengan penuh kesungguhan.
Sementara itu, KTT ASEAN ke-47 yang akan berlangsung di Kuala Lumpur juga menandai momen penting dengan bergabungnya Timor Leste sebagai anggota ASEAN ke-11. Keanggotaan baru ini diharapkan dapat memperkuat posisi ASEAN sebagai organisasi regional yang inklusif dan berorientasi pada kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.
Mengutip pernyataan Sugiono, “Konflik harus diakhiri agar setiap bangsa dapat tumbuh dalam kedamaian, martabat, dan kemakmuran.” Pesan ini merefleksikan semangat Indonesia untuk mempromosikan stabilitas dan keadilan di tingkat global.
Koordinasi dan kolaborasi di KTT Asia Timur dan dalam forum-forum ASEAN menjadi penting untuk menghadapi tantangan regional yang kompleks. Komitmen Indonesia untuk Dialog terbuka dan kerjasama yang nyata menunjukkan langkah proaktif dalam membangun kawasan yang lebih stabil dan sejahtera. Dengan semangat tersebut, Indonesia berharap dapat berkontribusi lebih dalam mewujudkan keamanan dan kemakmuran di kawasan.
Di tengah tantangan global yang ada, peran aktif Indonesia dalam KTT Asia Timur diharapkan dapat menjadi jembatan untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan konstruktif. Dengan dialog yang terbuka, diharapkan semua negara dapat mengatasi permasalahan dan membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat di kawasan.
Source: www.beritasatu.com





