Ini Alasan Trump Perintahkan Pentagon Lakukan Uji Coba Senjata Nuklir

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengeluarkan perintah yang mencengangkan dengan meminta Departemen Pertahanan, yang juga dikenal sebagai Departemen Perang, untuk memulai uji coba senjata nuklir. Langkah ini diambil hanya setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan keberhasilan uji coba drone torpedo nuklir bernama Poseidon. Perintah tersebut disampaikan Trump melalui unggahan di media sosialnya, Truth Social, pada 30 Oktober 2025, dan menegaskan bahwa keputusan ini diambil untuk memastikan Amerika tidak tertinggal dalam persaingan teknologi militer global.

Trump menjelaskan dalam pernyataannya bahwa, “Karena negara-negara lain, seperti Rusia, menguji coba program-program nuklir mereka, saya memerintahkan Departemen Perang untuk memulai uji coba senjata nuklir berdasarkan basis yang setara.” Proses ini akan segera dimulai, meskipun saat ditanya oleh wartawan di Korea Selatan mengenai rincian lebih lanjut, Trump enggan memberikan penjelasan.

Uji coba yang diinisiasi Trump muncul setelah Putin mengonfirmasi uji coba sukses Poseidon, sebuah senjata yang dapat menghasilkan gelombang tsunami radioaktif ketika diledakkan di dekat pantai musuh. Meskipun Kremlin tidak memberikan rincian teknis terkait hasil uji coba tersebut, langkah Rusia dianggap sebagai sinyal kuat bahwa mereka berkomitmen untuk memperkuat posisi nuklirnya di panggung internasional, di tengah peningkatan ketegangan global.

Sikap Trump mencerminkan ketidakpuasan terhadap potensi ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh kekuatan nuklir lawan, khususnya Rusia dan China. Ia mengungkapkan keprihatinan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Rusia bisa mempengaruhi keseimbangan strategi kekuatan dunia. Mengacu pada perkembangan kekuatan militer China yang pesat, Trump menyatakan, “AS memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia, tetapi China bisa menyusul dalam lima tahun.”

Kekhawatiran bahwa China dapat mengejar dan mungkin melewati kekuatan nuklir AS tampaknya menjadi faktor pendorong utama untuk mempercepat uji coba serta modernisasi arsenal nuklir. Hal ini menunjukkan urgensi bagi Amerika untuk mempertahankan superioritasnya dalam bidang pertahanan dan teknologi militer.

Dalam konteks global saat ini, uji coba senjata nuklir mencerminkan dinamika geopolitik yang semakin rumit. Persaingan antara kekuatan besar seperti AS, Rusia, dan China berada di ambang titik balik, dan langkah-langkah yang diambil oleh satu negara dapat mengakibatkan respons yang serupa dari yang lain. Terutama di tengah ketegangan yang melibatkan isu-isu seperti sengketa wilayah, perdagangan, dan keamanan siber, kemampuan nuklir menjadi salah satu elemen kunci dalam perumusan strategi pertahanan.

Dengan semakin banyaknya negara yang terlibat dalam pengembangan senjata nuklir, langkah Trump dapat dilihat sebagai upaya untuk menjaga ketahanan dan kekuatan AS di kancah internasional. Belakangan ini, banyak analis mempertanyakan keberlanjutan dan dampak dari perlombaan senjata nuklir, terutama di tengah upaya internasional untuk mendorong pelucutan senjata dan menjaga perdamaian.

Dalam pernyataannya, Trump tidak hanya menugaskan Departemen Perang untuk melakukan uji coba, tetapi juga menegaskan pentingnya menjaga kemampuan militer AS tetap relevan dan modern. Ini sejalan dengan upaya lebih luas untuk mempertahankan posisi dominasi global, yang sering kali melibatkan pengembangan dan pemeliharaan arsenel nuklir yang kuat.

Sementara itu, komunitas internasional harus mengawasi dengan cermat perkembangan ini dan dampaknya terhadap stabilitas global. Langkah-langkah yang diambil oleh AS dan reaksi berbagai negara lain dapat membentuk strategi keamanan global yang baru dan kemungkinan membawa dunia ke dalam fase ketegangan baru di masa mendatang.

Source: www.inews.id

Exit mobile version