Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengeluarkan ancaman untuk menghentikan alokasi Dana Federal ke Kota New York jika Zohran Mamdani, calon Wali Kota Muslim dari Partai Demokrat, memenangkan pemilihan yang akan datang. Dalam sebuah unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, Trump menyerukan dukungan bagi mantan gubernur Andrew Cuomo, yang kini mencalonkan diri sebagai kandidat independen.
Trump menggambarkan Mamdani sebagai "kandidat komunis" dan menjelaskan bahwa jika Mamdani terpilih, dirinya tidak akan berkomitmen menyumbang lebih dari jumlah minimum yang diwajibkan. "Jika Kandidat Komunis Zohran Mamdani memenangkan Pemilihan Wali Kota New York City, sangat kecil kemungkinan saya akan menyumbangkan Dana Federal," tulis Trump. Pernyataan ini mencerminkan sikap yang kuat terhadap politik dan ideologi.
Selain itu, selama wawancara di acara 60 Menit CBS, Trump menegaskan bahwa memberikan dana kepada New York di bawah kepemimpinan Mamdani merupakan tindakan yang tidak bijaksana. "Jika Anda memiliki komunis yang menjalankan New York, yang Anda lakukan hanyalah membuang-buang uang," ujarnya.
Kontroversi dan Respon Mamdani
Pernyataan Trump menjadi bahan perdebatan yang hangat, terutama di kalangan pendukung Mamdani. Gedung Putih bahkan telah mulai meragukan rencana New York dalam menerapkan tarif kemacetan lalu lintas mobil. Di tengah semua ini, penganggaran dana federal merupakan tanggung jawab Kongres dan tidak sepenuhnya berada di tangan presiden.
Dalam balasannya, Mamdani menganggap ancaman Trump sebagai tindakan intimidasi yang tidak sah. "Itu bukan hukum," sebutnya, menegaskan bahwa pendanaan tersebut seharusnya menjadi hak bagi warga New York, bukan sesuatu yang bisa diberikan atau diambil oleh Trump.
Mamdani juga menyoroti bahwa dukungan Cuomo terhadapnya bukan untuk kepentingan warga New York, melainkan demi kepentingan politik Donald Trump. Ini adalah langkah strategis yang menunjukkan bagaimana politik bisa memengaruhi isu-isu mendasar terkait dengan hak dan pendanaan warga.
Dukungan dan Jajak Pendapat
Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Mamdani unggul atas kedua lawannya, termasuk Cuomo, dengan margin yang cukup signifikan. Jajak pendapat dari Atlas Intel mencatat Mamdani memiliki dukungan sebesar 41%, diikuti Cuomo di angka 34%, dan calon dari Partai Republik, Curtis Sliwa, di 24%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai memberikan kepercayaan kepada visi dan misi Mamdani meskipun ada tekanan dari pejabat tinggi seperti Trump.
Pengaruh pada Politik New York
Pernyataan Trump dan ketegangan ini mungkin akan berimplikasi lebih jauh pada politik New York dan pemilu mendatang. Jika Mamdani terpilih, potensi untuk adanya konfrontasi langsung dengan pemerintah federal bisa saja terjadi, terutama mengingat pernyataan keras Trump sebelumnya terhadap berbagai kebijakan Kota New York.
Cuomo sendiri menegaskan perlunya seorang wali kota yang bisa menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh Trump. Dalam pernyataannya, ia mengakui bahwa ancaman Trump bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi bisa berdampak nyata terhadap alokasi dana bagi kota.
Isu Keadilan Sosial dan Ekonomi
Sikap Trump berkenaan dengan dana federal ini mengangkat isu yang lebih luas tentang keadilan sosial dan ekonomi di Amerika Serikat. Banyak yang melihat bahwa pendanaan federal seharusnya ditujukan untuk seluruh masyarakat, tanpa memedulikan latar belakang politik atau ideologi individu yang memimpin.
Sebagai penutup, situasi ini menyoroti bagaimana politik dan kebijakan publik bisa saling berinteraksi, memicu kontroversi dan debat di kalangan masyarakat. Kehadiran kandidat seperti Mamdani dengan latar belakang yang berbeda menandakan adanya perubahan dalam politik lokal, dan bagaimana reaksi dari tokoh nasional seperti Trump dapat memengaruhi dinamika tersebut. Pemilihan mendatang di New York tidak hanya akan menentukan siapa yang akan memimpin kota, tetapi juga akan menguji ketahanan masyarakat terhadap tekanan politik yang sedang berlangsung.
