Kemenangan Zohran Mamdani dalam pemilihan wali kota New York telah menciptakan kegembiraan dan ketegangan di kalangan komunitas Yahudi. Meskipun beberapa kalangan menuduhnya sebagai anti-Semit, banyak warga Yahudi di New York tetap memberikan dukungan penuh. Keberhasilan Mamdani yang berasal dari Partai Demokrat dan menjunjung tinggi isu-isu keadilan sosial menjadi salah satu alasan utama di balik dukungan ini.
New York City dikenal sebagai rumah bagi populasi Yahudi terbesar kedua di dunia, setelah Israel. Dengan hampir satu juta warga Yahudi, kota ini menjadi fokus berbagai gerakan progresif. Organisasi seperti Jewish Voice for Peace (JVP) dan Jews for Racial and Economic Justice (JFREJ) turut menyemarakkan dukungan terhadap Mamdani. Carlyn Cowen, ketua dewan JFREJ, mengatakan, “Ini adalah malam yang luar biasa bagi semua orang yang telah berjuang untuk demokrasi kita dan untuk visioner seperti Zohran.”
Komunitas Progresif dan Harapan Baru
Bagi kaum Yahudi progresif, keberhasilan Mamdani merupakan langkah maju. Banyak dari mereka merasa ada keselarasan dalam visi politik Mamdani, terutama dalam hal perumahan terjangkau dan mencegah kejahatan kebencian. "Saya sangat berterima kasih atas komitmennya dalam pencegahan kejahatan kebencian," ungkap Jamie Beran dari Bend the Arc. Menurutnya, Mamdani adalah satu-satunya kandidat yang mengusulkan peningkatan anggaran pencegahan kejahatan kebencian secara signifikan.
Mamdani tidak hanya menarik perhatian komunitas Yahudi, tetapi juga menyatukan beragam kelompok di New York yang mendukung keberagaman. Dalam pidato pemenangannya, ia menegaskan pentingnya melindungi semua warga. “Kita akan membangun Balai Kota yang berdiri teguh di samping warga Yahudi New York,” katanya, yang kemudian disambut sorak sorai.
Gelombang Dukungan dan Penentangan
Namun, tidak semua warga Yahudi menyetujui pandangan Mamdani yang cenderung pro-Palestina. Terdapat kekhawatiran bahwa pandangan ini dapat memecah belah komunitas Yahudi yang lebih luas. Sebuah surat yang ditandatangani oleh lebih dari 1.100 rabi memperingatkan tentang potensi normalisasi pandangan anti-Zionis dan menyebut nama Mamdani. Hal ini menandakan adanya ketegangan yang lebih dalam di kalangan komunitas.
Rafael Shimunov, pendiri Jewish Vote, mengatakan bahwa hasil pemilihan menunjukkan bahwa taktik negatif yang digunakan oleh lawan Mamdani tidak berhasil. “Ini membuktikan bahwa masyarakat tidak terpecah oleh isu tersebut,” ujarnya, menggarisbawahi harapan bagi perubahan yang lebih baik di Washington.
Tantangan ke Depan
Mamdani kini menghadapi tantangan baru dalam memimpin New York. Sukses berkampanye tidak selalu mudah diterjemahkan ke dalam pemerintahan. Ini adalah momen untuk menjembatani perpecahan dalam komunitas Yahudi dan menemukan cara untuk bekerja sama demi kemajuan kota. “Kita harus lihat seberapa jauh kita bisa pergi,” kata Rabbi Abby Stein, menekankan pentingnya perjalanan menuju persatuan.
Keberhasilan Mamdani dapat menjadi simbol harapan bagi berbagai komunitas yang mendambakan perubahan. Dengan mendukung isu-isu sosial yang penting, para pendukung meyakini bahwa Mamdani memahami keamanan dan kebutuhan warga Yahudi. Beberapa membawa harapan untuk masa depan yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Banyak warga Yahudi menganggap kemenangan Mamdani sebagai kesempatan untuk melakukan dialog yang lebih konstruktif. Mereka berharap Mamdani dapat menjadi jembatan antara berbagai pandangan di dalam komunitas. Dengan kata-kata dan tindakan yang tepat, Mamdani mungkin dapat menyatukan komunitas yang selama ini terbelah.
Kemenangan Zohran Mamdani menciptakan harapan baru di tengah berbagai tantangan. Ia menawarkan visi masa depan yang tidak hanya untuk satu kelompok, tetapi untuk seluruh masyarakat New York. Kini, semua mata tertuju kepadanya untuk melihat bagaimana ia akan mendeliver perubahan tersebut dalam pemerintahannya.





