7 Negara yang Tak Perlu Antrean untuk Berangkat Haji: Siapa Saja yang Beruntung?

Beberapa negara di dunia memberikan kemudahan bagi warganya untuk menunaikan ibadah haji tanpa harus menunggu antrean panjang. Hal ini berbeda dengan Indonesia, di mana waktu tunggu untuk haji kini mencapai sekitar 26 tahun. Dalam kondisi tersebut, banyak orang yang ingin menjalankan Rukun Islam kelima ini merasa terhambat.

Keadaan ini disebabkan oleh pembatasan kuota dari pemerintah Arab Saudi. Sementara itu, di beberapa negara, warga dapat langsung berangkat ke Tanah Suci setelah mendaftar. Berikut adalah tujuh negara yang memberikan kemudahan tersebut.

1. Brunei Darussalam
Brunei adalah negara kecil dengan populasi sekitar 400 ribu jiwa. Lebih dari 70% warganya beragama Islam, dan kuota haji mencapai sekitar 1.000 jemaah per tahun. Proses pendaftaran yang efisien membuat mereka jarang mengalami antrean panjang. Kementerian Agama Brunei mengelola proses haji dengan sistem digital yang transparan.

2. Maladewa
Negara kepulauan ini memiliki populasi sekitar setengah juta orang. Permintaan haji tidak terlalu tinggi dibanding jumlah kuota dari Arab Saudi. Warga Maladewa sering kali dapat berangkat di tahun yang sama karena sedikitnya pendaftar. Hal ini berkat pengelolaan yang baik oleh Maldives Hajj Corporation.

3. Suriname
Suriname memiliki sekitar 15% populasi Muslim. Dengan jumlah pendaftar yang rendah, penduduknya dapat berangkat haji tanpa menunggu lama. Pengaturan pendaftaran dan keberangkatan dilakukan secara terkoordinasi oleh pemerintah dan organisasi keagamaan setempat, sehingga pelaksanaannya tertib.

4. Guyana
Guyana juga memiliki populasi Muslim kecil. Meskipun begitu, pendaftaran haji sangat jarang penuh. Kuota dari Arab Saudi biasanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Calon jemaah hanya perlu memenuhi syarat administratif untuk bisa berangkat.

5. Seychelles
Seychelles merupakan negara kepulauan dengan populasi sekitar 100 ribu jiwa. Hanya sekitar 1% yang beragama Islam, sehingga permintaan haji cenderung rendah. Kuota resmi dari Arab Saudi tetap diterima meski sedikit, sehingga antrean keberangkatan jarang terjadi.

6. Fiji
Dengan komunitas Muslim sekitar 6% dari total populasi, Fiji memiliki sistem administratif yang efisien. Setiap tahun, jumlah pendaftar haji relatif sedikit. Warga Fiji dapat berangkat kapan saja setelah mereka siap secara finansial dan spiritual. Organisasi Islam di Fiji juga aktif membantu jemaah dengan pelatihan dan pembiayaan.

7. Bosnia dan Herzegovina
Di Bosnia, meskipun banyak masyarakat yang beragama Islam, pendaftaran haji terkelola dengan baik sehingga tidak terjadi antrean panjang. Biasanya, setiap jemaah bisa berangkat di tahun yang sama setelah pendaftaran. Lembaga resmi pemerintah mengatur semua proses, menjamin keteraturan selama pelaksanaan.

Setiap negara memiliki cara yang berbeda dalam mengelola keberangkatan jemaah haji. Berbagai faktor, seperti jumlah pendaftar dan sistem administrasi, mempengaruhi proses ini. Kebijakan yang proaktif dalam mengatur kuota dan pendaftaran menjadi kunci bagi setiap negara untuk memberikan layanan terbaik bagi warganya yang ingin menunaikan ibadah haji.

Melihat kemudahan ini, masyarakat di negara-negara tersebut berhak bersyukur dapat berangkat ke Tanah Suci tanpa mengalami kendala antrean. Hal ini jadi contoh baik bagi negara lain, termasuk Indonesia, untuk melakukan perbaikan dalam sistem pengelolaan haji ke depan.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version