Presiden Suriah Terkejut: Amerika dan Rusia Bersatu Lepas Hukuman Internasional

Presiden Suriah, Ahmad Al Sharaa, baru-baru ini mengungkapkan kegembiraannya setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencabut sanksi terhadap dirinya dan Menteri Dalam Negeri, Anas Khattab. Keputusan ini dianggapnya sebagai sinyal positif bagi masa depan Suriah di panggung internasional.

Sharaa menyatakan bahwa pembatalan sanksi tersebut merupakan angin segar bagi diplomasi global. Dalam wawancara dengan Asharq News di KTT Iklim COP30 di Brasil, dia menyebut langkah ini sebagai momentum penting bagi Suriah. Keputusan ini diambil melalui pemungutan suara di mana 14 anggota Dewan Keamanan mendukung pencabutan sanksi, sementara China memilih abstain.

Dukungan Internasional yang Tak Terduga

Keputusan Dewan Keamanan ini menjadi sorotan sebab melibatkan persetujuan Amerika Serikat, yang selama ini memiliki hubungan tegang dengan Suriah. Terlebih, saat ini AS dan sekutunya sedang bersitegang dengan Rusia terkait perang di Ukraina. Sharaa menggarisbawahi bahwa dalam konteks ini, kesepakatan antara negara-negara besar seperti AS dan Rusia sangat jarang.

“Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama Dewan Keamanan mencapai kesepakatan bersama, dan syukurlah, kali ini berkaitan dengan Suriah,” ujarnya penuh percaya diri. Pernyataan tersebut menunjukkan harapan baru bagi Suriah untuk kembali diakui dalam komunitas internasional.

Pengakuan Kembali Suriah di Panggung Global

Sharaa menjelaskan bahwa keputusan untuk mencabut sanksi tersebut adalah simbol kembalinya kepercayaan dunia terhadap peran Suriah. Dia juga menekankan bahwa konsensus baru-baru ini di Dewan Keamanan menunjukkan kemauan untuk membangun kerja sama, bukan hanya memperdalam perpecahan. Hal ini menjadi langkah positif untuk menyelesaikan konflik yang lebih luas di dunia.

Sebagai bagian dari pemulihan hubungan internasional, Sharaa menyatakan akan melakukan kunjungan resmi ke Gedung Putih. Kunjungan ini rencananya akan dibahas bersama Presiden Donald Trump mengenai masa depan hubungan antara Suriah dan Amerika Serikat. "Kami siap membuka lembaran baru," tegas Sharaa.

Kehadiran di Konferensi Iklim PBB

Kehadiran Sharaa di Brasil memiliki makna tersendiri. Ini adalah kali pertama seorang presiden Suriah berpartisipasi dalam konferensi iklim PBB sejak acara tersebut dimulai pada 1995. Hal ini menandakan kembalinya Suriah ke forum global setelah bertahun-tahun diisolasi akibat konflik berkepanjangan dan sanksi internasional.

Sharaa mengakui bahwa beberapa negara Timur Tengah telah berperan penting dalam upaya diplomatik yang menghasilkan pencabutan sanksi. Dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada negara-negara tersebut atas dukungan yang diberikan.

Dengan langkah-langkah ini, Suriah berupaya mengembalikan posisi dan reputasinya di panggung internasional. Sharaa juga menilai bahwa keputusan Dewan Keamanan dapat menjadi jembatan untuk menyelesaikan banyak isu global yang masih terjadi.

Keberhasilan Suriah merangkum persetujuan dari berbagai negara untuk mencabut sanksi adalah pencapaian yang menggembirakan. Hal ini tidak hanya mencerminkan panggilan untuk mediasi dan diplomasi, tetapi juga harapan bagi masyarakat Suriah yang telah lama menderita akibat perang dan sanksi.

Oi, Sharaa meyakini bahwa dengan konsensus yang telah dibangun, masa depan yang lebih baik bagi Suriah dan hubungan internasional bukanlah hal yang mustahil. Dengan harapan tersebut, Suriah berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi bagi berbagai tantangan global yang ada.

Baca selengkapnya di: www.inews.id
Exit mobile version