Cap Teroris Dicabut AS: Pertemuan Presiden Suriah al-Sharaa dengan Trump di Gedung Putih

Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa melangsungkan kunjungan resmi yang dianggap bersejarah ke Amerika Serikat. Penyambutan ini terjadi setelah Departemen Luar Negeri AS menghapus Sharaa dari daftar hitam terorisme. Keputusan tersebut diumumkan pada hari Jumat, satu hari sebelum kunjungan, dan sudah diperkirakan banyak pihak sebelumnya.

Sekarang, Sharaa dijadwalkan untuk bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada 10 November 2025. Ini adalah kunjungan pertama presiden Suriah ke AS sejak negara tersebut merdeka pada tahun 1946. Pertemuan ini tentunya memegang makna penting dalam konteks hubungan diplomatik kedua negara.

Penghapusan Cap Teroris

Penghapusan Sharaa dari daftar terduga teroris menunjukkan perubahan besar dalam kebijakan AS terhadap Suriah. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Tommy Pigott, menegaskan bahwa tindakan ini diambil sebagai pengakuan terhadap kemajuan yang ditunjukkan oleh kepemimpinan Suriah setelah kepergian Bashar Assad. Sharaa dianggap telah memenuhi berbagai tuntutan, termasuk upaya untuk menemukan warga AS yang hilang dan memusnahkan senjata kimia yang tersisa.

Kementerian Dalam Negeri Suriah juga melaporkan bahwa mereka telah melakukan kampanye proaktif dengan 61 penggerebekan dan 71 penangkapan untuk menetralkan ancaman dari kelompok ISIS. Operasi ini menunjukkan sikap tegas pemerintah Suriah terhadap sisa ancaman terorisme di wilayah tersebut.

Kunjungan Bersejarah ke Gedung Putih

Kunjungan Sharaa ke Gedung Putih merupakan simbol dari hubungan baru antara AS dan Suriah. Hal ini memberikan harapan baru bagi stabilitas dan keamanan regional. Setelah bertemu dengan Trump, Sharaa akan mencari dukungan untuk pembangunan kembali Suriah pascakonflik yang berkepanjangan.

Sebelumnya, acara ini juga mencakup pertemuan Sharaa dengan perwakilan organisasi-organisasi Suriah di Washington. Kunjungan ini dilihat sebagai salah satu langkah awal pemimpin baru Suriah untuk melepaskan citra masa lalu yang penuh kekerasan. Tindakan ini merupakan upaya untuk menunjukkan komitmen mereka kepada komunitas internasional.

Transformasi Suriah dan Tantangan yang Dihadapi

Transformasi Suriah saat ini juga terlihat dari langkah-langkah baru yang diambil oleh pemimpin Suriah. Sharaa, yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda, kini berusaha menunjukkan wajah baru yang lebih moderat. Hal ini membuatnya mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain, termasuk AS.

Namun, tantangan besar tetap ada. Bank Dunia memperkirakan bahwa biaya untuk pembangunan kembali Suriah setelah 13 tahun perang saudara mencapai $216 miliar. Dengan berbagai kesulitan ekonomi dan kebutuhan mendesak untuk bantuan setelah konflik, Sharaa diharapkan dapat menarik perhatian dunia untuk mendapatkan investasi dan dukungan.

Momen Simbolis dalam Sejarah Diplomatik

Pertemuan Sharaa dengan Trump adalah bukti kuat dari perubahan dalam dinamika hubungan diplomatik yang sudah lama terputus. Direktur Program AS di International Crisis Group, Michael Hanna, menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan langkah simbolis dalam transisi dari pemimpin militan menuju negarawan global.

Dengan semua perkembangan ini, dunia kini mengamati dengan seksama bagaimana perubahan ini akan membentuk kembali peta politik di Suriah dan di kawasan sekitarnya. Ke depan, langkah-langkah konkret yang diambil dalam pertemuan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Suriah dan meredakan ketegangan di kawasan itu.

Berita Terkait

Back to top button