Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap legasi Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik Turki. Pada peringatan 87 tahun wafatnya Atatürk, Erdogan memimpin upacara nasional di Ankara. Ia menegaskan pentingnya legasi Atatürk dalam membangun dan memperkuat identitas bangsa. Dalam pidatonya, ia mengingat kontribusi para pendiri bangsa dalam Perang Kemerdekaan Turki.
Terdapat beberapa alasan mengapa Erdogan tetap menghormati legasi Atatürk. Pertama, legasi pendiri Turki berperan penting dalam memperkuat kesuksesan Republik. Erdogan mengutip ucapan terkenal Atatürk, yang menekankan bahwa meskipun dirinya akan hilang, namun Republik Turki akan abadi. Hal ini mencerminkan visi Atatürk yang mendalam akan masa depan bangsa. Dengan menghormati warisan Atatürk, Erdogan menegaskan komitmennya untuk menjadikan Turki lebih kuat dan sejahtera di segala bidang.
Kedua, Atatürk memimpin Perang Kemerdekaan Turki. Ia mendirikan republik modern pada tahun 1923 setelah berjuang keras. Setiap tahun, rakyat Turki melakukan penghormatan pada pukul 09.05, waktu meninggalnya, sebagai tanda penghormatan kepada pemimpin yang membawa transformasi besar bagi negara. Upaya Atatürk dalam menciptakan republik sekuler modern isyarat kuat akan pentingnya mengenang keberaniannya.
Ketiga, Erdogan berkomitmen untuk mendorong kepercayaan diri bangsa. Ia menyebut Republik Turki sebagai “karya terbesar” Atatürk dan bertekad untuk melindunginya. Dalam pernyataannya, Erdogan menekankan bahwa di bawah kepemimpinan kader yang kompeten, Turki melangkah percaya diri menuju posisi global yang lebih kuat. Pandangannya ini menunjukkan bahwa mencetak prestasi baru menjadi kunci bagi masa depan negara.
Erdogan tidak hanya merayakan warisan Atatürk, tetapi juga melihatnya sebagai landasan untuk pembangunan Turki ke depan. Ketika Erdogan menyampaikan penghormatan, ia juga mengingat sejarah panjang bangsa yang diawali oleh perjuangan Atatürk. Kenangan akan perjuangan tersebut mewakili harapan bagi generasi mendatang.
Penghormatan yang diberikan Erdogan menunjukkan keterikatan emosional dan simbolis terhadap legasi Atatürk. Hal ini menjadi penting dalam konteks perkembangan politik dan sosial Turki saat ini. Bagi Erdogan, menghormati Atatürk adalah menjaga cita-cita dan semangat pendirian republik yang kuat.
Tradisi mengunjungi mausoleum Atatürk pada tanggal 10 November juga memperkuat rasa nasionalisme di kalangan rakyat. Tindakan ini memperlihatkan komitmen kolektif terhadap nilai-nilai yang telah ditanamkan Atatürk. Dalam kacamata Erdogan, kenangan ini menjadi pendorong untuk terus membangun dan memperbaharui negara.
Erdogan memahami bahwa legasi Atatürk bukan hanya sebuah sejarah, tetapi juga sebuah motivasi. Di tengah perubahan zaman, warisan ini diharapkan menjadi pendorong bagi pembangunan yang berkelanjutan. Dengan semangat tersebut, Erdogan berusaha membawa Turki menjadi negara yang lebih sejahtera dan bertanggung jawab di kancah global.
Maka, penghormatan Erdogan terhadap Atatürk menandakan bahwa legasi tersebut tetap relevan dalam konteks modern. Sebuah bentuk penghormatan ini menunjukkan betapa pentingnya memahami dan menjaga semangat perjuangan pendiri bangsa. Berkat warisan Atatürk, Turki menjalani jalan yang penuh harapan dan ambisi untuk masa depan yang lebih baik.
Baca selengkapnya di: international.sindonews.com