Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya transparansi pemilu di Myanmar. Ia mendorong ASEAN untuk mengirimkan tim pengamat guna memastikan akuntabilitas. Dalam konteks pemilu yang dijadwalkan pada Desember 2025, Prabowo menginginkan agar prinsip-prinsip demokrasi dapat dijunjung tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam sesi KTT ke-47 ASEAN. Selain Myanmar, ia juga mengangkat isu ketegangan antara Thailand dan Kamboja. Prabowo meyakini bahwa dialog dan persaudaraan di antara negara-negara ASEAN sangat diperlukan.
Dari hasil KTT, ia menyebut konsensus lima poin sebagai dasar penting untuk mencapai perdamaian. Meskipun sudah disepakati hampir lima tahun lalu, implementasinya masih terbatas. “Kami harus terus menyerukan gencatan senjata,” ujarnya. Gencatan senjata dianggap penting untuk membuka ruang dialog yang lebih bermakna.
Prabowo juga menekankan bahwa utusan khusus ASEAN perlu melibatkan semua pemangku kepentingan. Keterlibatan ini sangat penting agar proses demokrasi di Myanmar tidak terhambat. “ASEAN harus mempertimbangkan pengiriman tim pengamat,” imbuhnya.
Ada perhatian khusus terhadap situasi di Myanmar, di mana krisis terus berlanjut. Prabowo menyatakan, “Krisis di sekitar kita menguji tekad kita.” Pemilu mendatang harus menjadi momen untuk menegakkan kembali kepercayaan masyarakat.
Prabowo menyebutkan bahwa Indonesia siap mendukung Ketua ASEAN untuk melibatkan semua pihak dalam proses inklusif. Dalam segi lain, ketegangan antara Thailand dan Kamboja juga menjadi perhatian. Ia mengapresiasi upaya perdamaian yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anwar.
Pentingnya dialog antarpihak menjadi fokus dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut. Prabowo berharap, perbedaan antarnegara tidak menjadi penghalang bagi stabilitas kawasan. Dialog yang terbuka akan mengurangi potensi konflik di masa depan.
Dalam konteks transparansi pemilu, pengamatan internasional dapat memberikan jaminan kepada masyarakat. Pastinya, keberadaan tim pengamat dari ASEAN bisa menjadi langkah nyata dalam mendukung proses demokrasi yang sehat.
Para pemimpin ASEAN diharapkan bisa bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini. Adanya dukungan internasional akan sangat membantu proses penyelenggaraan pemilu yang bebas dan adil.
Tentunya, para pemangku kebijakan harus dapat menanggapi sinyal-sinyal yang ada. Prabowo menjelaskan, penting bagi ASEAN untuk menjadi mediator yang baik. Ini sekaligus menguatkan posisi ASEAN sebagai organisasi yang peduli terhadap stabilitas kawasan.
Keterlibatan ASEAN dalam pemilu Myanmar bukan hanya untuk memastikan akuntabilitas, tetapi juga untuk mendorong perbaikan situasi sosial dan politik. Kewajiban untuk menjunjung tinggi demokrasi menjadi tanggung jawab bersama.
Dengan semua inisiatif ini, harapannya adalah agar masyarakat Myanmar merasa lebih aman dan diberdayakan. Dalam keterlibatan ini, ASEAN dapat menunjukkan komitmennya untuk perdamaian dan stabilitas.
Mengakhiri diskusi, Prabowo menegaskan bahwa langkah berani ini adalah kunci untuk mencapai solusi yang berkelanjutan di Myanmar. Keberanian untuk bertindak dapat membuka jalan menuju kemajuan yang lebih baik di kawasan ini.
Baca selengkapnya di: www.suara.com