
Amerika Serikat (AS) berencana membangun pangkalan militer senilai USD 500 juta, setara dengan Rp 8,4 triliun, di Israel, tepatnya di dekat perbatasan Gaza. Rencana tersebut bertujuan untuk memantau pelaksanaan perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati. Informasi ini pertama kali diungkapkan oleh media Israel pada 11 November 2025.
Menurut Harian Yedioth Ahronoth, sumber dari pemerintah Israel mengungkapkan bahwa pangkalan ini akan menjadi instalasi militer AS berskala besar yang pertama di Israel. Ini merupakan indikasi kuat bahwa AS semakin berkomitmen terhadap stabilitas pascaperang di Gaza.
Tujuan Pangkalan Militer
Pangkalan tersebut akan menampung satuan tugas internasional. Tugas utama mereka adalah memantau implementasi gencatan senjata di wilayah Gaza. Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa beberapa ribu tentara AS akan ditempatkan di pangkalan ini.
Sejarah Keterlibatan AS
Selama dua tahun terakhir, AS telah meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut. Mereka memasang sistem pertahanan rudal THAAD untuk mengantisipasi kemungkinan serangan. Sistem ini digunakan untuk mencegat rudal dan drone yang dianggap berasal dari Iran selama konflik dengan Israel yang berlangsung selama 12 hari.
Pernyataan Pejabat AS
Pejabat Israel menekankan bahwa keberadaan pangkalan AS menjadi tanda betapa bertekadnya Washington untuk terlibat lebih dalam di Gaza dan konflik yang lebih luas antara Israel-Palestina. Namun, beberapa pejabat AS, termasuk Wakil Presiden JD Vance, telah menyatakan bahwa tidak akan ada penempatan pasukan AS di Gaza itu sendiri.
Personel Militer yang Dikerahkan
Saat ini terdapat sekitar 200 personel militer AS di Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) yang berbasis di Kiryat Gat, Israel selatan. Mereka bertugas memantau situasi gencatan senjata dan diharapkan akan mengendalikan distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, meskipun tanpa melibatkan mekanisme COGAT dari Israel.
Status Pangkalan yang Digosipkan
Meskipun laporan tentang pangkalan telah beredar, lokasi pastinya belum ditentukan. Media Israel juga menyebutkan bahwa survei lokasi sedang dilakukan untuk menemukan tempat yang paling cocok untuk pembangunan pangkalan ini.
Perkembangan Terbaru di Gaza
Perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober 2025. Perjanjian ini merupakan hasil dari rencana 20 poin yang disusun oleh Presiden AS Donald Trump. Salah satu poin penting dari kesepakatan ini adalah pembebasan sandera Israel sebagai imbalan untuk para tahanan Palestina.
Kondisi di Gaza saat ini sangat memprihatinkan. Sejak dimulainya perang genosida pada bulan Oktober 2023, lebih dari 69.000 orang dilaporkan tewas dan 170.600 orang lainnya mengalami luka-luka, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Pembangunan pangkalan militer ini menunjukkan langkah baru yang besar dalam keterlibatan AS di wilayah yang kerap dilanda konflik ini. Bagaimana implementasi gencatan senjata ini akan berjalan, dan dampaknya terhadap situasi di Gaza, masih harus kita pantau ke depannya.
Baca selengkapnya di: international.sindonews.com




