Pentagon Singkirkan Spekulasi: Tak Ada Rencana Pangkalan Militer AS Dekat Gaza!

Seorang pejabat senior Pentagon menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menempatkan pasukan Amerika Serikat (AS) di Jalur Gaza. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas laporan yang beredar di media Israel mengenai pembangunan pangkalan militer AS di dekat perbatasan Gaza. Pejabat tersebut menegaskan bahwa laporan yang beredar tidak akurat, meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

“Setiap laporan yang mengatakan sebaliknya adalah palsu,” ungkap pejabat tersebut. Ia menjelaskan bahwa personel militer AS saat ini tengah bekerja dengan mitra internasional untuk menyusun opsi potensial. Salah satu opsi tersebut adalah penempatan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di masa depan. Pembentukan ISF ini merupakan bagian dari rencana untuk mendukung stabilitas setelah konflik di Gaza.

Sebelumnya, outlet media seperti Ynet dan Shomrim melaporkan bahwa AS sedang merencanakan pembangunan pangkalan militer senilai USD 500 juta. Pangkalan tersebut dikabarkan mampu menampung beberapa ribu tentara. Laporan ini mengindikasikan upaya Washington untuk memperkuat komitmennya terhadap stabilisasi pascakonflik di wilayah tersebut.

Media Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip seorang pejabat anonim yang menyatakan bahwa adanya pangkalan militer ini menunjukkan keseriusan AS dalam terlibat di Gaza dan konflik yang lebih luas di Israel-Palestina. “Pendirian pangkalan tersebut akan menggarisbawahi betapa mendalamnya komitmen AS dalam upaya stabilisasi di Gaza,” ujar sumber tersebut.

Selama perang antara Israel dan Gaza, AS memasang sistem pertahanan rudal THAAD sebagai bagian dari dukungan militernya. Sistem ini digunakan untuk menghadapi ancaman dari rudal dan drone yang mungkin diluncurkan oleh Iran. Saat ini, sekitar 200 personel militer AS berada di Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) di Kiryat Gat, Israel selatan, untuk memantau gencatan senjata.

Pejabat Israel juga mengharapkan bahwa pusat ini akan mengambil alih distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hal ini menandai pergeseran dari mekanisme sebelumnya yang dikelola oleh Israel. Namun, lokasi pasti dari pangkalan militer yang direncanakan masih belum dirinci, meskipun survei lokasi sedang dilakukan.

Gencatan senjata Gaza yang efektif sejak 10 Oktober didasarkan pada rencana 20 poin yang diajukan oleh Presiden AS. ISF menjadi salah satu elemen kunci dari proposal tersebut, dengan melibatkan negara-negara sukarelawan untuk membantu stabilisasi Gaza. Kesepakatan ini juga mencakup pembebasan sandera Israel sebagai imbalan bagi tahanan Palestina.

Penting untuk dicatat bahwa sejak awal konflik baru ini, lebih dari 69.000 orang telah menjadi korban jiwa, sementara lebih dari 170.600 lainnya mengalami luka-luka. Data ini menggambarkan dampak serius dari konflik yang sedang berlangsung.

Dengan situasi yang terus berkembang, pernyataan Pentagon menjadi penting untuk menjelaskan posisi AS dalam konflik ini. Meski ada kepentingan internasional untuk meningkatkan stabilitas di Gaza, kehadiran militer AS tetap menjadi isu sensitif. Kejelasan dari pihak Pentagon sangat diperlukan untuk menghindari spekulasi lebih lanjut mengenai niat AS di kawasan yang volatile ini.

Baca selengkapnya di: news.okezone.com

Berita Terkait

Back to top button