Akhir Shutdown AS Terungkap: Lobi Senyap yang Menjadi Kunci Kesepakatan Penting

Titik balik yang mengakhiri penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) dimulai dari komunikasi diam-diam antara sekelompok kecil senator dari dua partai. Shutdown ini berlangsung sejak 1 Oktober 2025, setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran yang diperlukan.

RUU pendanaan yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang dikuasai Partai Republik, tidak berhasil melaju di Senat meski sudah melalui 14 kali pemungutan suara. Ketegangan muncul akibat oposisi Partai Demokrat terhadap Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Obamacare). Demokrat menginginkan perpanjangan ACA dalam RUU anggaran, sementara Partai Republik menolak keras.

Sejak awal shutdown, beberapa senator moderat dari kedua belah pihak menginginkan solusi. Mereka mulai mendorong negosiasi meskipun ketua partai terlihat kaku. Dampak dari shutdown mulai terasa, seperti jutaan pegawai federal yang tidak digaji dan ancaman pengurangan layanan publik. Hal ini mendesak kedua pihak untuk mencari jalan keluar.

Pada 30 Oktober 2025, Senator Republik Katie Britt berkomunikasi dengan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer untuk menyusun dasar anggaran sementara. Namun, Partai Demokrat tetap menuntut kepastian mengenai Obamacare sebagai syarat.

Memasuki awal November, kerangka kesepakatan mulai terbentuk. Partai Republik memerlukan dukungan Demokrat untuk meloloskan anggaran, yang menyebabkan mereka bersedia membahas pemungutan suara terpisah untuk ACA setelah pemerintah dibuka kembali. Britt menghubungi banyak senator untuk memperkuat paket anggaran.

Namun, situasi kembali tegang setelah kemenangan Demokrat dalam pemilihan lokal. Garis keras Partai Demokrat menolak berkompromi ketika Ketua DPR Republik, Mike Johnson, tidak mau berkomitmen pada Obamacare. Pada 7 November, Demokrat mengajukan kesepakatan: mengakhiri shutdown dengan imbalan perpanjangan ACA, tetapi ditolak oleh Republik.

Pengaruh dampak shutdown tidak dapat diabaikan. Sejumlah senator moderat dan independen melakukan pertemuan dengan Republikan untuk mencari solusi. Dalam pertemuan tersebut, Senator Angus King menyatakan pentingnya mengubah taktik untuk mencegah lebih banyak orang menderita.

Senator moderat mulai bersedia mengabaikan perpanjangan ACA demi membuka pemerintah. Thune menawarkan pemungutan suara ACA pada pertengahan Desember tanpa janji hasilnya. Namun, dukungan Demokrat minim, hanya tujuh senator yang mengesahkan kesepakatan.

Senator Tim Kaine dari Virginia menjadi penentu. Kaine menuntut moratorium PHK pegawai federal dan perlindungan bagi pegawai negeri sipil. Britt bekerja dengan Gedung Putih untuk membatalkan kebijakan PHK demi mendapatkan suara Kaine.

Kesepakatan tercapai pada 9 November, beberapa jam sebelum pemungutan suara di Senat. Dengan dukungan Kaine, Senat mengesahkan RUU anggaran dengan suara 60–40. Dewan Perwakilan Rakyat kemudian menyusul dengan suara 222 mendukung dan 209 menolak.

RUU ini biayai beberapa pengeluaran penting, seperti pertahanan dan program pertanian, hingga pertengahan tahun depan. Pada malam 12 November, Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang tersebut, menandai akhir dari shutdown pemerintah terpanjang dalam sejarah AS. Ini menunjukkan bagaimana negosiasi diam-diam bisa menjadi kunci untuk menyelesaikan konflik politik yang berlarut-larut.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button