Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengungkapkan peringatan serius mengenai potensi agresi militer dari Amerika Serikat (AS). Dia mengklaim bahwa langkah tersebut dapat berujung pada kiamat politik bagi Presiden Donald Trump. Menurut Maduro, dalam situasi ini, Trump mungkin terjebak dalam sebuah kesalahan fatal yang bisa mengancam karier politiknya.
Maduro menuduh bahwa para pejabat di sekitar Trump berusaha memprovokasi presiden untuk mengambil tindakan militer. Mereka menggunakan dalih memerangi kartel narkoba sebagai alasan untuk menyerang Venezuela. “Mereka ingin Trump membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya,” ucap Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi. Ia menekankan bahwa serangan tersebut akan menjadi akhir dari kepemimpinan Trump.
Maduro juga mencurigai adanya musuh dalam selimut di lingkaran Trump. Ia merasa ada upaya untuk menjatuhkan presiden AS tersebut. Namun, ia enggan mengungkapkan identitas pihak-pihak yang dia sebut sebagai musuh tersebut.
Sementara itu, Maduro menegaskan bahwa Venezuela tidak hanya siap menghadapi tekanan dari AS, tetapi juga ingin membuka dialog. Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa negara tersebut akan berjuang jika diperlukan. Dalam pandangannya, diplomasi adalah jalur utama, tetapi pertahanan militer tetap menjadi prioritas.
Dalam beberapa waktu terakhir, Maduro mengklaim bahwa AS telah mengintensifkan ancaman terhadap Venezuela. Selama 16 pekan terakhir, Venezuela merasa terancam oleh penguntitan kapal-kapal perang AS. Menurut Maduro, Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian telah dipersiapkan untuk menghadapi situasi ini. Mereka telah melakukan revitalisasi dan pelatihan untuk menghadapi agresi yang tak terduga.
Trump, dalam pernyataannya, mengisyaratkan kemungkinan diskusi dengan Maduro. Meskipun begitu, Trump juga menekankan bahwa ada langkah-langkah yang telah diputuskan untuk menyikapi situasi ini. Gugus tugas kapal induk USS Gerald Ford, bersama dengan kapal perang lainnya, telah disiagakan di Laut Karibia. Ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara.
Melihat situasi ini, banyak yang mengamati bagaimana kebijakan luar negeri AS terhadap Venezuela akan berlanjut. Banyak pengamat politik berpendapat bahwa keputusan yang diambil Trump dapat berdampak luas, tidak hanya bagi Venezuela, tetapi juga bagi stabilitas politik dalam negeri AS.
Keputusan untuk menyerang atau tidak akan menjadi cermin bagi kepemimpinan Trump. Sebuah serangan dapat memicu reaksi besar dari masyarakat internasional. Hal tersebut juga dapat memengaruhi pemilihan umum mendatang di AS. Jika Trump mengambil langkah militer dan menghadapi perlawanan, dampaknya bisa muncul dalam bentuk penurunan dukungan publik.
Maduro terus menyerukan pentingnya dialog dan penyelesaian damai. Meskipun ada ancaman dari AS, ia percaya bahwa cara diplomasi adalah yang terbaik. Dia berharap untuk menemukan titik temu meskipun situasi ini sangat tegang.
Keinginan Maduro untuk berkomunikasi dengan AS menunjukkan bahwa kedua belah pihak mungkin masih memiliki peluang untuk menemukan solusi. Namun, risiko dan tantangan yang ada tetap tinggi. Saat ini, perhatian dunia tertuju pada bagaimana situasi ini berkembang dan bagaimana kedua negara akan mengatur langkah mereka ke depan.
Baca selengkapnya di: www.inews.id