Hutan Dunia Terancam: Krisis Iklim Kurangi Kemampuan Penyerapan Karbon yang Vital

Krisis iklim telah menunjukkan dampak yang signifikan terhadap hutan di seluruh dunia. Hutan, yang berfungsi sebagai penyerap karbon utama, kini terancam kehilangan kemampuannya. Menurut laporan PBB melalui Komisi Ekonomi untuk Eropa (UNECE), pencapaian konservasi selama tiga dekade terakhir bisa runtuh akibat stres iklim yang semakin meningkat.

Sejak tahun 1990, penyimpanan karbon di dalam hutan mengalami peningkatan sebesar 11 persen. Namun, pencapaian ini berisiko hilang disebabkan oleh gelombang panas ekstrem, kekeringan berkepanjangan, dan kebakaran hutan. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kebakaran hutan meningkat drastis. Pada tahun 2021, hampir 12,6 juta hektar hutan terbakar, setara dengan luas negara Yunani.

Ancaman Deforestasi dan Hama

Selain kebakaran, hutan juga menghadapi ancaman dari hama dan penyakit. Sekitar 73 juta hektar lahan hutan rusak akibat serangan ini. Fenomena ini tidak hanya merusak struktur hutan, tetapi juga dapat membalik fungsi hutan dari penyerap karbon menjadi sumber emisi karbon.

Tatiana Molcean, Sekretaris Eksekutif UNECE, mengingatkan bahwa apa yang telah dicapai selama tiga dekade sekarang berada dalam bahaya. “Kita tidak boleh kehilangan pertahanan alami terkuat di planet ini,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan perlindungan hutan harus tetap diutamakan dalam agenda perubahan iklim.

Pentingnya Manajemen Hutan yang Adaptif

Para ilmuwan menekankan perlunya langkah-langkah adaptif dalam manajemen hutan. Paola Deda, Direktur Divisi Hutan, Lahan, dan Perumahan UNECE, menyerukan adanya pengelolaan berbasis sains. “Hutan boreal dan tropis harus dikelola dengan pendekatan baru: restorasi, pencegahan kebakaran, dan pengawasan berbasis sains,” jelasnya.

Data UNECE menunjukkan bahwa kawasan hutan di Eropa, Amerika Utara, Kaukasus, dan Asia Tengah mencakup 1,76 miliar hektar, yang merupakan 40 persen dari total hutan dunia. Namun, global masih kehilangan 10,9 juta hektar hutan setiap tahun akibat deforestasi, terutama di wilayah tropis.

Tindakan Global yang Dibutuhkan

Menjelang COP-30, UNECE mendorong agar isu kehutanan dibahas secara lebih luas. Hutan boreal di Rusia dan Kanada, misalnya, menyimpan sepertiga dari semua cadangan karbon daratan di dunia. Oleh karena itu, kolaborasi lintas wilayah dan sektor sangat diperlukan.

Pemerintah diharapkan memperkuat kebijakan pencegahan, sementara sektor bisnis perlu mendukung proyek restorasi. Kesadaran masyarakat global juga penting untuk menjaga hutan sebagai langkah mempertahankan iklim yang stabil.

Mengembalikan Harapan Melalui Restorasi

Deda mengakhiri pernyataan dengan harapan bahwa setiap pohon yang tumbuh kembali bukan hanya menyimpan karbon, tetapi juga memberikan harapan bagi generasi mendatang. Langkah-langkah konkret dan kolaboratif dapat membantu mengembalikan fungsi hutan sebagai penyerap karbon yang efektif.

Dengan demikian, krisis iklim yang mengancam ekosistem hutan harus menjadi perhatian semua pihak. Upaya menjaga hutan tidak hanya berkontribusi dalam memperlambat pemanasan global, tetapi juga menjadi benteng harapan bagi masa depan umat manusia. Melalui tindakan yang tepat dan kesadaran bersama, kita masih memiliki kesempatan untuk memulihkan hutan dan lingkungan hidup kita.

Baca selengkapnya di: www.suara.com
Exit mobile version