
Kebakaran melanda paviliun perundingan iklim PBB di Brasil pada malam Kamis, 21 November 2025. Insiden ini terjadi di tengah KTT COP30 yang dihadiri oleh delegasi dari hampir 200 negara. Sejumlah delegasi panik berlarian mencari pintu keluar saat asap memenuhi area konferensi.
Tim PBB dan petugas keamanan segera beraksi dengan membawa alat pemadam kebakaran. Kobaran api melubangi atap tenda paviliun yang menjadi lokasi negosiasi penting. Saksi mata melaporkan teriakan "Kebakaran!" memenuhi udara saat orang-orang berusaha menyelamatkan diri.
Menteri Pariwisata Brasil, Celso Sabino, mengkonfirmasi bahwa tidak ada korban luka dalam kebakaran tersebut. Berdasarkan keterangan awal, penyebab kebakaran diduga akibat korsleting listrik. Belum ada detail lebih lanjut mengenai penyebab pasti dari insiden ini.
Dampak pada Proses Negosiasi
Kebakaran ini terjadi saat para menteri sedang berupaya mendiskusikan isu-isu krusial seperti bahan bakar fosil dan pendanaan iklim. Dengan hanya satu hari tersisa dari konferensi, situasi ini jelas mengganggu proses negosiasi yang sudah berjalan. Windyo Laksono, seorang anggota delegasi Indonesia, mengungkapkan, “Ini tentu akan menunda prosesnya karena ini adalah waktu krusial.”
Kimberly Humphrey, seorang spesialis kedokteran darurat, menceritakan pengalaman paniknya saat menerima informasi kebakaran. Ia segera meninggalkan lokasi untuk membantu di pusat medis terdekat. Beberapa peserta mengalami kesulitan bernapas akibat asap yang mengepul dari lokasi kebakaran.
Kurangnya Sistem Keamanan
Situasi diperburuk oleh ketidakberfungsian alarm kebakaran. Para delegasi mengeluhkan bahwa sistem sprinkler tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dua pegawai dari paviliun menyatakan bahwa mereka telah melaporkan masalah kabel listrik yang terekspos tetapi tidak ada tindakan yang diambil.
Joao Paulo Capobianco, sekretaris eksekutif Kementerian Lingkungan Hidup Brasil, menjelaskan bahwa tidak ada konsekuensi serius dari kebakaran ini. Ia menegaskan bahwa ruang negosiasi tidak terdampak oleh insiden tersebut, dan sistem kelistrikan di area konferensi telah kembali beroperasi.
Tanggapan Internasional dan Harapan
Kebakaran ini menarik perhatian dunia, terutama dalam konteks perundingan iklim yang berlangsung. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, sebelumnya mengingatkan para negosiator untuk mencapai kesepakatan yang ambisius. “Dunia sedang memperhatikan Belem,” katanya kepada wartawan.
Ini adalah waktu kritis bagi delegasi untuk mencapai konsensus, mengingat berbagai isu yang menjadi perhatian, seperti transisi dari bahan bakar fosil dan pembiayaan iklim untuk negara berkembang. Harapan tetap ada, meskipun kebakaran ini menimbulkan keprihatinan.
Insiden di Belem menunjukkan tantangan yang dihadapi penyelenggara konferensi iklim global. Ini adalah pengingat penting tentang perlunya prosedur keamanan yang lebih baik di acara besar. Para delegasi kini berharap untuk melanjutkan perundingan dan mencapai hasil yang positif sebelum KTT resmi ditutup pada malam hari.
Baca selengkapnya di: international.sindonews.com




