Strategi Pijar Foundation: Penguatan Pilar Kesehatan Menuju Visi ASEAN 2045

ASEAN Community Vision 2045 menjadi fokus utama dalam memperkuat sistem kesehatan di kawasan. Pengalaman selama pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa koordinasi kesehatan di antara negara-negara ASEAN masih perlu diperbaiki. Kerentanan sistem kesehatan terlihat dari kurangnya integrasi data kesehatan dan rendahnya literasi digital di kalangan tenaga kesehatan.

Pijar Foundation mengambil langkah aktif dalam mendukung penguatan sektor kesehatan. Mereka berkolaborasi dengan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) untuk memberikan rekomendasi kebijakan kepada Dr. Maheshwara Rao a/l Appannan, Perwakilan Senior Officials’ Meeting on Health Development (SOMHD) Malaysia. Dalam konteks ini, Malaysia akan memimpin pilar kesehatan ASEAN untuk periode 2025-2026.

Dr. Maheshwara menekankan pentingnya digitalisasi dalam meningkatkan kesehatan di ASEAN. Menurutnya, integrasi inovasi digital harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. “Satu hal yang sering hilang adalah memastikan bahwa masyarakat adalah bagian dari desain sistem ini,” kata Dr. Maheshwara. Pendekatan ini penting agar solusi kesehatan digital dapat memenuhi harapan pengguna.

Pijar Foundation menyerahkan rekomendasi berjudul “ASEAN’s Digital Health Future: Catalysing Regional Collaboration and Resilience Through Digital Innovation” dalam acara kebijakan yang bertajuk “Catalysing Digital Health Collaboration for a Healthy ASEAN 2045.” Acara ini mempertemukan para pembuat kebijakan, inovator, akademisi, dan pemimpin kesehatan dari negara-negara ASEAN, termasuk Timor-Leste.

Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil, menekankan bahwa kesehatan adalah fondasi yang sangat penting bagi masa depan ASEAN. “Melalui GFF, kami berharap dapat menghasilkan pemimpin yang dapat menjembatani sektor kesehatan, teknologi, dan kebijakan,” ujarnya. Inisiatif ini bertujuan membangun pusat pembelajaran dan kerangka kerja untuk kesehatan digital di kawasan.

Rekomendasi ini disusun secara kolaboratif oleh Fellows dari berbagai negara ASEAN. Selama enam bulan, mereka melakukan observasi dan diskusi dengan para pakar di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Tujuannya adalah untuk memahami pola dan tantangan dalam landscape kesehatan di masing-masing negara.

Rifki Weno, Executive Director ASEAN BAC, menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor dalam program Global Future Fellows sangat penting. “Kami bangga bisa berkontribusi dalam program ini. Jika ASEAN ingin menjadi pemimpin, maka inovasi dan kolaborasi harus menjadi fokus utama,” katanya.

Ke depannya, Pijar Foundation dan ASEAN BAC berkomitmen untuk mendukung penguatan ekosistem kesehatan digital di ASEAN. Mereka ingin menciptakan sistem kesehatan yang tangguh dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Inisiatif ini merupakan langkah konkret menuju masa depan kesehatan yang lebih baik di kawasan.

Dengan pendekatan ini, kehadiran solusi kesehatan digital yang efektif menjadi semakin mungkin. Kolaborasi antarsektor diharapkan mampu menciptakan inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat ASEAN. Pertumbuhan teknologi kesehatan harus diiringi dengan partisipasi aktif masyarakat agar mampu mengatasi tantangan kesehatan di masa mendatang.

Ke depan, kesehatan masyarakat akan menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan. Dengan adanya pilar kesehatan yang kuat, ASEAN dapat terus berkembang menuju Visi 2045. Harapan untuk masa depan yang sehat sangat bergantung pada kerjasama dan inovasi yang berkelanjutan di semua sektor.

Baca selengkapnya di: www.medcom.id
Exit mobile version