
Dua bayi di India dilaporkan meninggal setelah diduga tergigit tikus saat dirawat di ICU Rumah Sakit MY Hospital (MYH). Kasus ini mencuat setelah keluarga salah satu bayi menyatakan adanya kelalaian dari pihak rumah sakit dalam memberikan informasi mengenai penyebab kematian.
Peristiwa tersebut terjadi antara akhir Agustus hingga awal September. Bayi perempuan yang baru lahir asal Khandwa menjadi korban pertama, diikuti oleh satu bayi lainnya yang mengalami nasib serupa sehari setelahnya. Keluarga korban merasa pihak rumah sakit tidak transparan dalam komunikasi mengenai kondisi anak mereka.
Sajid Khan, seorang petani dari Distrik Dewas yang kehilangan putrinya, menyatakan pihak rumah sakit tidak memberi tahu bahwa anaknya digigit tikus saat dirawat. Menurut Khan, saat menerima jenazah putrinya, mereka hanya diinformasikan bahwa bayi mereka meninggal karena infeksi darah. Namun, kenyataan terungkap ketika mereka melihat kondisi jenazah selama prosesi pemakaman. Terdapat bekas gigitan tikus di telapak tangan dan jari anaknya.
“Istri saya masih sulit menerima kenyataan bahwa anak kami bisa tergigit tikus di ruang ICU. Kami menuntut kejelasan dan tindakan tegas agar kejadian ini tidak terulang,” ujarnya. Keluarga tersebut kini menuntut agar pihak MYH bertanggung jawab, sambil menunggu kompensasi sebesar Rs 5 lakh dari pemerintah.
Di sisi lain, pihak rumah sakit dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Mereka mengonfirmasi adanya luka gigitan tikus pada jari bayi. Namun, pihak rumah sakit bersikeras kedua bayi tersebut meninggal akibat komplikasi bawaan yang mereka alami sejak lahir. “Gigitan tikus di jarinya tidak berbahaya. Penyebab kematiannya adalah anemia bawaan,” kata Dr. Jitendra Verma, Wakil Pengawas rumah sakit tersebut.
Masalah kebersihan di rumah sakit menjadi sorotan utama dalam kasus ini. Dugaan bahwa tikus bisa masuk ke ruang ICU menunjukkan adanya kelalaian dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Keluarga korban meminta pihak berwenang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan keselamatan pasien di ruang perawatan.
Krisis kesehatan di rumah sakit pemerintah tidak jarang menjadi perhatian masyarakat. Banyak yang mulai mempertanyakan standar sanitasi dan perawatan yang diberikan kepada pasien. Kasus ini menjadi momen penting untuk mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan, terutama dalam mencegah insiden serupa di masa depan.
Pengawasan terhadap rumah sakit-rumah sakit pemerintah harus ditingkatkan. Hal ini untuk memastikan bahwa standar kebersihan dan kesehatan terpenuhi. Keluarga bukan hanya mendambakan jawaban dari kematian anak mereka, tetapi juga perlindungan terhadap bayi lain yang sedang dirawat.
Masyarakat diharapkan lebih aktif dalam menuntut hak-hak mereka terkait layanan kesehatan. Kasus bayi yang meninggal akibat dugaan gigitan tikus ini memicu tanggapan hebat dari warga. Banyak yang merasa perlu mengawasi lebih ketat kondisi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.
Dalam hal ini, kolaborasi antara masyarakat dan pihak berwenang sangat diperlukan. Penegakan hukum dan standar kebersihan di rumah sakit harus diperketat. Kasus ini menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam layanan kesehatan.
Diharapkan kejadian serupa tidak terulang lagi. Keselamatan pasien, terutama bayi dan anak-anak yang rentan, harus menjadi prioritas utama rumah sakit. Perlunya peningkatan standar dan pemantauan terhadap rumah sakit menjadi krusial untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Kasus ini harus menjadi pengingat bahwa setiap nyawa sangat berharga. Upaya untuk melindungi pasien, terutama yang sedang dirawat di ruang perawatan rumah sakit, perlu dilakukan secara serius. Masyarakat menantikan langkah konkret dari pihak berwenang untuk menjamin keamanan dan kenyamanan di rumah sakit.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id




