Kamboja Usulkan Pemindahan Lokasi Perundingan Damai dengan Thailand ke Malaysia: Apa Alasannya?

Pemerintah Kamboja telah mengajukan permintaan kepada Thailand untuk memindahkan lokasi perundingan damai terkait konflik perbatasan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Permintaan ini muncul menyusul peningkatan ketegangan dan pertempuran yang masih berlangsung di sepanjang perbatasan kedua negara. Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Seiha, menyampaikan permohonan resmi ini dalam sebuah surat kepada Menteri Pertahanan Thailand, Nattaphon Narkphanit.

Tea Seiha menegaskan perlunya pertemuan di "tempat yang aman dan netral" karena situasi keamanan di wilayah perbatasan yang belum stabil. Menurutnya, lokasi yang diusulkan di Malaysia diyakini lebih aman dalam situasi yang melibatkan pertempuran berkepanjangan. Dalam surat tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa pertemuan itu penting untuk membahas syarat-syarat gencatan senjata.

Konteks dan Latar Belakang Konflik

Bentrokan bersenjata antara Kamboja dan Thailand telah berlangsung selama dua pekan terakhir, dengan mengorbankan nyawa dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi. Data terbaru menunjukkan bahwa sedikitnya 23 orang di Thailand dan 21 orang di Kamboja telah tewas akibat pertempuran ini. Lebih dari 900.000 warga di kedua sisi perbatasan harus meninggalkan rumah mereka.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, telah mengumumkan rencana untuk mengadakan perundingan setelah pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Malaysia. Dia merencanakan pertemuan tersebut akan berlangsung di Chanthaburi, Thailand. Namun, Kamboja menilai lokasi ini kurang tepat mengingat situasi yang semakin memburuk.

Pentingnya Malaysia sebagai Tuan Rumah

Malaysia tampil sebagai calon tuan rumah yang potensial untuk perundingan ini. Dalam suratnya, Tea Seiha menyebut bahwa Malaysia, sebagai ketua ASEAN, menghadapi tantangan untuk menciptakan tempat yang cukup aman untuk kedua pihak. Malaysia juga telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung proses damai ini.

Tuduhan Serangan dan Reaksi Kamboja

Permintaan pemindahan lokasi ini muncul di tengah tuduhan dari Kamboja bahwa Thailand melancarkan serangan udara di wilayahnya. Insiden ini terjadi pada hari yang sama ketika Thailand mengumumkan rencana pembuatan perundingan. Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, juga menyatakan bahwa pertempuran masih terus berlanjut, sehingga menambah urgensi pemindahan lokasi tersebut.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Thailand terkait permintaan Kamboja untuk memindahkan tempat perundingan. Hal ini menunjukkan bahwa ketegangan antara kedua negara masih jauh dari kata selesai.

Harapan untuk Gencatan Senjata

Di tengah situasi yang tidak menentu, kedua negara telah sepakat untuk melanjutkan perundingan pada 24 Desember. Penegasan ini datang setelah desakan dari ASEAN yang meminta kedua negara untuk menunjukkan pengekangan dan menemukan solusi damai.

Penting bagi kedua negara untuk mencapai kesepakatan agar tercipta stabilitas dan keamanan bagi masyarakat di daerah yang terdampak. Kamboja dan Thailand harus bekerja sama untuk menemukan jalan keluar dari konflik ini, terutama mengingat dampak kemanusiaan yang besar bagi warga sipil.

Dalam situasi demikian, harapan untuk perdamaian tetap ada, dan pertemuan yang akan datang di Malaysia bisa menjadi langkah penting untuk menyelesaikan konflik yang telah berkepanjangan ini.

Berita Terkait

Back to top button