Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang menyindir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menyatakan bahwa Amerika Serikat kini berperan sebagai penentu perdamaian dunia. Dia menilai PBB tidak efektif dalam menyelesaikan konflik global, sehingga peran tersebut secara praktis diambil alih oleh AS.
Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social pada 28 Desember 2025, Trump menyebut bahwa PBB "sangat sedikit membantu" dalam mengakhiri konflik. Dia mencontohkan konflik antara Rusia dan Ukraina sebagai bukti kegagalan organisasi internasional tersebut untuk berkontribusi pada perdamaian dunia.
Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Jadi Bukti peran AS
Trump menyambut baik gencatan senjata yang baru-baru ini dicapai antara Thailand dan Kamboja. Menurutnya, keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa Amerika Serikat mengambil alih fungsi PBB dengan lebih efektif dalam situasi yang menuntut penyelesaian damai. Gencatan senjata mulai berlaku sejak 27 Desember 2025, setelah kedua negara menyelesaikan negosiasi intensif selama beberapa hari.
Presiden AS juga mengingatkan bahwa dirinya pernah menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara kedua negara di Kuala Lumpur pada Oktober 2025. Meski sempat ada peningkatan ketegangan di awal Desember, intervensi diplomatik yang didukung AS berhasil mengembalikan perdamaian.
Evaluasi Peran PBB dalam Konflik Global
Kritik Trump terhadap PBB berkaitan dengan persepsi bahwa lembaga ini tidak menjalankan fungsinya secara optimal dalam mediasi dan penyelesaian konflik internasional. Kritik ini bukan tanpa dasar, mengingat berbagai konflik panjang seperti di Suriah dan Ukraina menunjukkan keterbatasan kemampuan PBB dalam mengendalikan situasi.
Trump menekankan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa perlu mengambil langkah lebih aktif dan langsung dalam memajukan dunia menuju perdamaian yang berkelanjutan. Ia mengajak PBB untuk semakin terlibat dan berkontribusi nyata dalam penyelesaian konflik global.
Dinamika Baru dalam Diplomasi Internasional
Pernyataan Trump mencerminkan dinamika terkini dimana kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat mengambil peran sentral dalam menjaga stabilitas regional dan global. Ini sekaligus menyoroti perubahan lanskap diplomasi internasional di mana lembaga multilateralisme seperti PBB menghadapi tantangan legitimasi dan efektivitas.
Menurut pengamat politik internasional, sikap Trump dapat memperkuat posisi AS sebagai mediator utama, namun juga berpotensi menimbulkan ketegangan dengan negara-negara yang memandang peran PBB sebagai forum diplomasi terpercaya. Keseimbangan antara peran nasional dan internasional menjadi faktor kunci dalam memajukan perdamaian dunia.
Fakta Penting terkait Pernyataan Trump:
- Unggahan kritik terhadap PBB dilakukan pada 28 Desember 2025 melalui Truth Social.
- Gencatan senjata Thailand-Kamboja mulai berlaku 27 Desember 2025 setelah beberapa hari negosiasi.
- Trump menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara kedua negara pada Oktober 2025 di Kuala Lumpur.
- Trump secara eksplisit menyatakan bahwa AS kini menggantikan peran PBB dalam menjaga perdamaian dunia.
Ke depan, peran Amerika Serikat sebagai aktor utama penyelesaian konflik global akan terus menjadi sorotan. Tantangan terbesar masih pada bagaimana kerjasama internasional dan lembaga-lembaga seperti PBB dapat diperkuat agar fungsi mereka tidak tergantikan, tetapi malah saling melengkapi demi terciptanya perdamaian abadi.





