Panduan dan Rekomendasi WHO: Obat Aman Turunkan Berat Badan Obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengeluarkan rekomendasi baru tentang penggunaan obat penurun berat badan bagi pengidap obesitas, menggarisbawahi perlunya pendekatan serius terhadap masalah kesehatan global ini. Dalam upaya mengatasi krisis obesitas yang mempengaruhi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia, WHO menyatakan bahwa obesitas bukan hanya masalah gaya hidup, melainkan sebuah penyakit kronis yang progresif dan dapat kambuh.

Berdasarkan rekomendasi ini, WHO menyarankan penggunaan obat GLP-1, yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Novo Nordisk dan Eli Lilly. Obat ini diakui sebagai bagian dari terapi jangka panjang untuk individu yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih. Rekomendasi ini merupakan langkah revolusioner, karena sebelumnya, penanganan obesitas di banyak tempat masih dipandang dari sudut pandang yang keliru. Obat ini diharapkan dapat membantu pasien dalam kombinasi dengan konseling tentang perubahan gaya hidup dan perilaku, yang merupakan bagian penting dari pengelolaan obesitas.

WHO juga menekankan bahwa obesitas berkontribusi signifikan terhadap kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Rancangan pedoman ini berfungsi sebagai panduan bagi negara-negara untuk memahami dan merespons masalah obesitas dengan cara yang lebih efektif. Sebelumnya, WHO mengusulkan langkah ini pada Mei tahun ini dan kini membuka konsultasi publik mengenai draf pedoman yang akan ditutup pada 27 September 2025.

Persepsi Tentang Obesitas

Salah satu alasan utama rekomendasi ini adalah adanya kesalahan persepsi yang ada di masyarakat. Banyak orang masih menganggap obesitas sebagai hasil dari pilihan gaya hidup buruk, padahal kondisi ini lebih kompleks dan memerlukan pendekatan medis. Dengan lebih dari satu miliar orang menderita obesitas di seluruh dunia, WHO mendesak negara untuk menganggap obesitas sebagai penyakit yang serius dan mendesak.

Rekomendasi untuk Populasi Tertentu

Sementara rancangan pedoman ini hanya berlaku untuk orang dewasa dengan IMT di atas 30, beberapa negara berpenghasilan tinggi, seperti Amerika Serikat, juga merekomendasikan penggunaan obat-obatan ini untuk individu dengan IMT antara 27 hingga 30 yang memiliki kondisi medis terkait. Ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk penanganan yang lebih luas dalam populasi tertentu yang berisiko mengalami masalah kesehatan lebih lanjut akibat obesitas.

Pengembangan Pedoman untuk Anak dan Remaja

WHO juga berencana untuk mengembangkan pedoman terpisah untuk pengobatan obesitas pada anak-anak dan remaja. Ini menunjukkan keseriusan badan internasional ini dalam menangani obesitas secara komprehensif di berbagai kelompok usia. Mengingat tren obesitas yang terus meningkat, langkah ini sangat diperlukan untuk mencegah masalah kesehatan jangka panjang pada generasi muda.

Akses dan Keterjangkauan Obat

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah tingginya biaya obat-obatan ini. WHO mengakui bahwa harga yang mahal dapat membatasi akses bagi banyak pasien, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Meskipun obat GLP-1 telah disarankan untuk pasien diabetes tipe 2, penambahan kategori lain seperti obesitas ke dalam daftar obat esensial masih belum dilakukan.

Ini menunjukkan bahwa meski ada progres dalam pemahaman dan penanganan obesitas, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan semua individu memiliki akses terhadap pengobatan yang dibutuhkan.

Kesimpulan

Saran dari WHO untuk menggunakan obat dalam pengobatan obesitas adalah langkah penting dalam reformasi cara kita mengatasi masalah kesehatan ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang obesitas sebagai penyakit dan pengakuan bahwa intervensi medis mungkin diperlukan, diharapkan lebih banyak orang dapat menerima pengobatan yang efektif. Rincian lebih lanjut mengenai pedoman ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih jelas bagi praktisi kesehatan dunia dalam merespons krisis obesitas yang mendesak ini.

Berita Terkait

Back to top button