Campak Mewabah: Pentingnya Vaksinasi Anak agar Tidak Terlambat!

Saat ini, mewabahnya penyakit campak di Indonesia menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah. Sebanyak 46 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak tercatat hingga Agustus 2025, dengan Jawa Timur, khususnya Kabupaten Sumenep, menjadi wilayah paling parah. Di daerah ini, terdapat 2.139 kasus suspek campak, dengan 205 di antaranya terkonfirmasi dan 20 anak dilaporkan meninggal dunia. Hal ini menjadi pengingat pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyakit yang sangat menular ini.

Campak dikenal sebagai penyakit yang sangat mudah menular, bahkan lebih cepat dibandingkan Covid-19. Menurut penelitian, satu kasus campak dapat menulari 14 hingga 18 orang lainnya, sementara Covid-19 sekitar 1 hingga 6 orang. Penyakit ini menyebar melalui udara saat penderita bernapas, batuk, atau bersin. Jika tidak ditangani, campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, dan radang otak, yang dapat berujung pada kecacatan permanen atau bahkan kematian.

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, diperkirakan ada 107.500 kematian akibat campak di seluruh dunia, dengan sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Akan tetapi, fakta menyedihkan adalah kendati campak dapat dicegah melalui imunisasi, cakupan vaksinasi di Indonesia masih sangat rendah. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa cakupan imunisasi campak tidak mencapai target minimal 95% yang diperlukan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.

Menurut Dokter Spesialis Anak, Dominicus Husada, gejala awal campak sering dianggap mirip flu, seperti demam, batuk, dan pilek. Dalam tahap selanjutnya, muncul ruam di seluruh tubuh. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan imunisasi tepat waktu. Vaksinasi campak-rubella (MR) atau MMR dianjurkan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dosis pertama sebaiknya diberikan pada usia 9 bulan, dilanjutkan dosis kedua pada usia 15 hingga 18 bulan, dan booster pada usia 5 hingga 7 tahun.

Apabila anak belum mendapatkan vaksin MR hingga usia 12 bulan, vaksin MMR dapat diberikan sebagai dosis pertama. Mematuhi jadwal imunisasi secara lengkap tidak hanya membantu melindungi anak dari campak tetapi juga mengurangi risiko komplikasi berbahaya.

Orang tua juga dapat mengambil langkah-langkah preventif. Pertama, hindari kontak langsung dengan individu yang terinfeksi, karena campak sangat menular. Kedua, jaga kebersihan diri dan lingkungan, termasuk mencuci tangan secara rutin dan memastikan ventilasi ruangan baik. Ketiga, tingkatkan daya tahan tubuh anak dengan pola hidup sehat, seperti asupan gizi yang seimbang, cukup tidur, dan aktivitas fisik teratur.

Kesadaran akan pentingnya vaksinasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Pendidikan tentang manfaat vaksinasi penting untuk menyebarluaskan informasi yang tepat dan mencegah penyebaran penyakit berbahaya seperti campak. Saatnya bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi yang diperlukan agar terhindar dari ancaman campak dan komplikasi serius yang dapat ditimbulkannya.

Mari bersama-sama kita menjaga kesehatan anak-anak demi masa depan yang lebih baik dan sehat.

Berita Terkait

Back to top button