Jangan Keliru! Pahami Perbedaan Gejala Darah Tinggi dan Darah Rendah

Tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan dua kondisi yang sering dihadapi oleh masyarakat. Meskipun keduanya berhubungan dengan tekanan darah, gejala yang ditimbulkan sangat berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda pula. Memahami perbedaan ini sangat penting agar individu dapat mengidentifikasi kondisi mereka dengan lebih baik dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang secara konsisten melebihi angka normal, yakni 120/80 mm Hg. Menurut American College of Cardiology dan American Heart Association, hipertensi dikategorikan menjadi beberapa tahapan. Hipertensi tahap 1 dimulai dari 130/80 mm Hg hingga 139/89 mm Hg, sedangkan hipertensi tahap 2 adalah angka di atas 140/90 mm Hg. Jika tekanan darah mencapai lebih dari 180/120 mm Hg, itu dianggap sebagai krisis hipertensi, yang memerlukan perhatian medis segera.

Di sisi lain, tekanan darah rendah atau hipotensi biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah di bawah 90 mm Hg. Meskipun sering kali dianggap kurang berbahaya dibandingkan hipertensi, hipotensi juga dapat menjadi kondisi yang mengancam nyawa, terutama jika tekanan darah turun secara tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, penurunan tekanan darah yang hanya 20 mm Hg bisa memicu gejala serius seperti pusing atau pingsan.

Gejala hipertensi sering kali tidak terdeteksi, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya. Namun, dalam beberapa situasi, penderita hipertensi mungkin mengalami gejala seperti sakit kepala, sesak napas, dan mimisan. Gejala-gejala ini tidak spesifik dan sering kali muncul hanya pada tahap parah dari hipertensi.

Sebaliknya, gejala hipotensi bisa lebih nyata dan mencolok. Individu yang mengalami hipotensi dapat merasakan penglihatan kabur, pusing, mual, hingga pingsan. Dalam kondisi yang sangat parah, gejala dapat berkembang menjadi kejang syok, yang ditandai dengan kebingungan, kulit dingin dan lembap, serta denyut nadi yang lemah dan cepat. Dalam situasi seperti ini, tindakan medis segera sangat diperlukan.

Pentingnya pemantauan tekanan darah secara rutin tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang mengalami hipertensi atau hipotensi. Terlebih lagi, pengukuran tekanan darah harus dilakukan dengan cara yang benar agar hasil yang diperoleh akurat.

Mengetahui perbedaan antara gejala hipertensi dan hipotensi dapat menjadi langkah awal dalam mengelola kesehatan. Perhatian khusus pada tanda-tanda tubuh dapat membantu dalam mendeteksi perubahan tekanan darah yang dapat berakibat fatal jika tidak diantisipasi. Dalam hal ini, edukasi dan kesadaran akan kesehatan sangat diperlukan sebagai langkah preventif.

Jika Anda merasa ada perubahan dalam kesehatan atau mengalami gejala yang mencurigakan, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis. Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, terlepas dari apakah itu hipertensi atau hipotensi. Kesehatan darah Anda adalah bagian penting dari kesehatan keseluruhan yang layak untuk diperhatikan secara serius.

Berita Terkait

Back to top button