Malaysia Bakal Larang Vape Mulai 2026: Dampak dan Persiapan Industri

Pemerintah Malaysia berencana untuk memberlakukan larangan nasional terhadap penjualan dan penggunaan rokok elektronik atau vape mulai pertengahan tahun depan. Menteri Kesehatan Malaysia, Dzulkefly Ahmad, menyatakan, “Pertanyaannya bukan lagi apakah kita akan melarang vaping, tetapi kapan.” Rencana ini diharapkan akan memiliki dampak signifikan pada industri vape yang berkembang pesat di negara tersebut.

Dalam pernyataannya, Dzulkefly menjelaskan bahwa pendekatan pelarangan akan dilakukan secara bertahap. Tim komite ahli telah dibentuk untuk menelaah mekanisme larangan dan memberikan rekomendasi yang komprehensif. “Komite ahli sedang menelaah secara detail dan ketika memorandum diajukan, semua rekomendasi akan dipresentasikan,” ujarnya, seperti dikutip dari The Star.

Detail Rencana Pelarangan

Dari informasi yang diperoleh, tahap awal pelaksanaan larangan akan berfokus pada produk open-system vapes, yang merupakan perangkat yang dapat diisi ulang secara manual. Rencana ini diharapkan dapat diperluas ke semua jenis produk vape. Dzulkefly juga menyisihkan waktu untuk menjelaskan bahwa pengumuman lebih rinci tentang jadwal dan mekanisme pelarangan akan segera disampaikan kepada publik.

Media lokal melaporkan bahwa memorandum rencana larangan tersebut akan diserahkan ke kabinet sebelum akhir tahun. “Saya berharap sekitar pertengahan tahun depan. Jika tidak, maka pada semester kedua 2026 kami pasti akan melarang vape,” tambahnya.

Wilayah Terdampak

Larangan ini akan berlaku di enam negara bagian yaitu Johor, Kelantan, Terengganu, Perlis, Kedah, dan Pahang. Daerah-daerah ini tidak akan mengeluarkan atau memperpanjang izin penjualan vape di wilayah masing-masing. Pendekatan ini bertujuan untuk menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan vape, yang semakin menjadi perhatian di kalangan masyarakat dan pemerintah.

Dibandingkan dengan Negara Lain

Hal ini membedakan Malaysia dari negara-negara tetangganya, seperti Singapura, Thailand, dan Brunei, yang lebih awal memberlakukan larangan terhadap vape. Meskipun Malaysia telah merencanakan larangan total sejak 2015, pelaksanaannya masih tertunda. Dzulkefly mencatat bahwa kini saatnya untuk mengambil langkah tegas demi kesehatan masyarakat.

Dari sisi kesehatan, vaping telah dikaitkan dengan berbagai risiko, termasuk efek negatif pada paru-paru dan hubungan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya. Beberapa studi menunjukkan bahwa pengguna vape lebih mungkin beralih ke penggunaan rokok tembakau, yang sangat berbahaya.

Reaksi dari Industri Vape

Industri vape di Malaysia juga menunjukkan kekhawatiran terkait rencana ini. Pengusaha dan pedagang vape meminta kepastian regulasi hingga adanya roadmap yang jelas mengenai cukai yang akan diberlakukan pada produk-produk vape. Mereka berharap agar keputusan pemerintah tidak hanya berdampak negatif terhadap mereka, tetapi juga mempertimbangkan konsumen yang memilih alternatif ini untuk mengurangi risiko kesehatan.

Harapan untuk Masa Depan

Menteri Kesehatan berharap keputusan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya vaping dan mendorong orang untuk berhenti merokok. Pihaknya sangat menyadari bahwa vaping sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional. Namun, dengan pelarangan ini, pemerintah ingin memberikan sinyal yang jelas mengenai komitmen untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Seiring dengan pelaksanaan rencana ini, diharapkan upaya edukasi tentang dampak negatif dari vaping dan rokok tradisional semakin ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat membuat pilihan yang lebih sehat untuk masa depan mereka. Pemerintah juga berencana untuk menyediakan lebih banyak program dan layanan untuk membantu pecandu dalam proses berhenti merokok dan vaping.

Dengan langkah-langkah ini, Malaysia berusaha untuk berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi penggunaan rokok dan vape, demi kesehatan generasi mendatang.

Berita Terkait

Back to top button